Jumat, 21 Desember 2012

The golden age for Indonesia



Pada tahun 2030 nanti Indonesia akan mencapai usia – usia emas. Pada tahun itu Indonesia akan merasakan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya, berkurangnya para pengangguran, menurunnya tingkat rakyat mskin, dan keseimbangan di duia perekonimian. Maka akan banyak pembangunan – pembanguna yang akan dilakukan Indonesia.
Negara jepang telah mengalami angka ke emasan pada 45 tahun yang  lalu. Dengan adanya revormasi meji, memberikan dampak positif bagi perkembangan Negara Jepang, dan sejak itu Jepang dapat memulai perdagangan – perdagangan  internasional dan bersaing dengan Negara – Negara yang maju.
Indonesia telah tertinggl 45 tahun terhadap Jepang. Saat ini Jepang telah dapat bersaing dengan negara – negara kapital/negara maju, dan  indonesia akan merasakan itu baru 17 tahun lagi, dengan harapan para pelajar dan remaja sebagai generasi baru Indonesia dapat berkembang dalam dunia IPTEKnya, agar dapat menggerakkan negara Indonesia.
 “kita tidak akan bias menjadi Negara yang besar dan kita tidak akan bias menjad bangsa yang maju jika tidak dapat mempertahankan budaya prdamaian (moeldoko)”. Indonesia akan menjadi bangsa yang besar ketika masyarakat Indonesia dapat membentuk budaya perdamaian, dapat mengamalkan bhinneka tungal ika. Untu membentuk Indonesia menjadi Negara yang besar, Indonesia harus dapat mengamalkan pancasila sebagamana niai – nilai yang sesungguhnya yang diambil dari nilai – nilai leluhur Indonesia.
Tetapi tidak mudah bagi indonesiauntuk menjadi bangsa yang besar. Pada abad XXI, peperangan tidak lagi menggunakan senjata berat, atau tidak menggunakan senjata yang nyata, tetapi menggunakan  ideology, budaya dan ekonomi. Karena pada abad ke XXI memasuki perang ke IV yaitu perang ASIMETRIS yaitu perang ideology dan penghancuran ideologi. Maka dari itu tidak hanya senjata perang saja yang harus dipersiapkan oleh Indonesia tetapi juga mental, prinsip dan ideologi yang kuat.
Saat ini Indonesia telah melakukan beberapa kerjasama antar Negara Internasional. Seperti AFTA/ACFTA (Asean Cina Free Trade Area) , semua ini dilakukan demi memajukan bangsa Indonesia, dengan membangun relasi antar Negara, tetapi memang pada saat ini Indonesia belum cukup mampu untuk bersaing dengan produk – produk luar/import. Bapak wakil gubernur LEMHANAS (lembaga pertahanan nasional) berkata “pada tahun 2015 nanti Indoneia sudah siap dan mampu untuk bersaing dengan Negara lain, dan pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi Negara ke 6 dalam bidang perkembngan perekonomian.
Demi merealisasikan cita – cita bangsa, pemerintah sudah membuat program dalam lingkup pendidikan, yaitu dengan memberikan beasiswa dan bidik misi di berbagai lembaga pendidikan dan universitas. “ Manusia – manusia yang terdidik, terampil dan menguasai IPTEK adalah penggerak Negara; Boediono”. Karena salah satu  mesin pembangun bangsa ialah melalui pendidikan. Pendidikan suatu negar itu jelek maka akan serupa dengan perkembangan dengan bangsanya.
Untuk itu pemerintah harus memperhatikan perkembangan – perkembangan yang ada dimasyarakat dan sekeiling Indonesia. Seperti, perkebangan peperangan Ideologi dan perang budaya. Dalam dunia pendidikan, agar masyarakat tidak mudah dibodohi dan tertipu oleh bagsa lain, maka pendidikan harus ditingkatkan kualitasnya. Tidak kalah penting, dan harus disorot adalah aturan hokum yang ada di Negara ini, karena hokum adalah hal yang fundament dalam kehdupan berbangsa bernegara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar