Minggu, 28 Juni 2015

KESIAPAN UMKM JOMBANG DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY


Oleh:
Hanan Hanapi 102365
Ani Masruchah 117907
Maya Sudarwati 1271272

Mahasiswa STKIP PGRI Jombang
Hasil Penelitian Pada Program Kreativitsa Mahasiswa Bidang Penelitian

Abstrak

Banyak hal yang dibutuhkan pelaku – pelaku ekonomi (pengusaha) di Jombang untuk menghadapi persaingan dari negara lain. Dalam mempersiapkan UMKM/IKM Jomabang agar siap menghadapi persaingan dari negara lain bahwa: 1. Peran pemerinta, 2. Promosi dan Inovasi, 3. Dukungan financial, 4. Strategi pemasaran dan 5. Membangun kemitraan. Dengan memenuhi langkah – langkah tersebut akan sangat membantu UMKM/IKM dalam bersaing dan terutama mempersiapkan sikologi pengusaha dalam menghadapi persaingan global. Pengetahuan dan pengalaman juga ikut andil dalam membentuk kesiapan UMKM/IKM. Banyak program pemrintah yang memberi tambahan pengalaman dan ilmu kepada sebagin UMKM/IKM di Jombang demi mempersiapka UMKM Jombang. 

Kata Kunci: Persaingan global, UMKM dan kesiapan.



1.        Pendahuluan
Perkembangan Entrepreneurship di Indonesia pasca reformasi sampai tahun 2012 memang sangat menggembirakan. Tercatat di tahun 2012 per Pebruari oleh Badan Pusat Staistik jumlah wirausaha di Indonesia mencapai 43,84 juta orang. Itulah angka tertinggi perkembangan jumlah wirausaha mulai reformasi sampai tahun 2012.  Akan tetapi dibalik itu semua, perkembangan ini memerlukan berbagai upaya yang tidak ringan karena harus merubah pola pikir masyarakat secara perlahan dari sifat konsumtif menuju sikap produktif, dari orientasi Sumber Daya Alam kepada sumber daya manusia. Kemakmuran negara tidak lagi terletak pada kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah akan tetapi terletak pada brain (kecerdasan), dream (mimpi), spirit, dan confidence (rasa percaya diri) (Triyono, 014).
UMKM telah membuktikan atau mengaktualisasikan ke kekuatan sektor ekonomi non formal atau ekonmi rakyat kecil pada masa krisis moneter. Selama masa krisis ekonomi hingga kini, keberadaan UMKM mampu sebagai faktor penggerak utama ekonomi Indonesia (Prasetyo, 2008). Pada tahun 2002, dari sekitar 40 juta pelaku usaha, 39 juta diantaranya usaha mikro, 640 ribu unit usaha kecil, 70 ribu usaha menengah dan 11 ribu usaha besar (Krisnamurti, 2003)
Banyaknya masyarakat Jombang yang memiliki jiwa wirausaha dan tingkat kreativitas tinggi, dibuktikan dengan banyaknya UMKM yang ada di Jombang. Tercatat pada arsip Dinas Koperasi dan UMKM Jombang bahwa Jombang memiliki 2.987.524 UMKM. Usaha mikro kecil menegah yang dimaksud merupakan segala jenis usaha yang memiliki penghasilan. Namun UMKM yang akan merasakan ketatnya prsaingan pada akhir tahun 2015 nanti merupakan UMKM yang memiliki proses kreatifitas, usaha dan berpenghasilan atau bisa di sebut Industri Kecil Menengah (IKM). Untuk IKM di Kbupaten Jombang ± 250 IKM dari setiap jenis IKM yang ada di Jombang. sangat beruntunnglah Kabupaten Jombang memiliki IKM/UMKM yang terbilang cukup banyak, karena UMKM sebagai sektor ekonomi nasional yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi kerakyatan (Sholeh, 2013)
Pada tanggal 31 Desember 2015, Indonesia Khususnya Kabupaten Jombang akan menjamu banyak pengusah ataupun tenaga ahli dari negara ASEAN lainnya. Dalam dunia moderen suatu negara sulit untuk memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain (Soelistyo, 1983). Produk – produk luar negeri (impor) untuk saat ini sudah sangat mudah di temukan di Indonesia. semenjak diberlakukannya ACFTA, dan dengan keadaan yang seperti ini akan menekan pelaku – pelaku ekonomi kecil dan menengah untuk selalu berinovasi dan meracik produknya dengan kreatifitas. Namun, pada era globalisasi saat ini dan mendatang, peran keberadaan UMKM semakin penting yakni sebagai salah satu sumber devisa ekspor non-migas Indonesia, (Tambunan, 2002).
Banyak hal yang dibutuhkan pelaku – pelaku ekonomi (pengusaha) di Jombang untuk menghadapi persaingan dari negara lain. Dalam mempersiapkan UMKM/IKM Jomabang agar siap menghadapi persaingan dari negara lain bahwa: 1. Peran pemerinta, 2. Promosi dan Inovasi, 3. Dukungan financial, 4. Strategi pemasaran dan 5. Membangun kemitraan (Abdillah, 2010) sangat dibutuhkan oleh pengusaha – pengusaha di Jombang. Selaku setakeholeder di Kabupaten Jomabng, sangat perlu melakukan pengembangan dan pendampingan terhadap UMKM Jombang. Dukungan dari pemerintah akan membangut rasa percaya diri pada pengusaha – pengusaha Jombang dalam menghadapi pengusaha – pengusaha di negara lain.

2.        Usaha Mikro Kecil Menengah
Hinga saat ini defenisi UMKM sendiri masih memiliki keberagaman versi seperti yang tertea pada tabel 1 di bawah ini. Winarko berpendapat bahwa Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) merupakan segala jenis usaha yang memiliki penghasilan minimal 5 juta perbulan hingga 100 Juta perbulan. Namun, Suloso mengatakan bahwa usaha kreatif masyarakat merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang memiliki proses produksi baik mulai dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi, bahan baku hingga menjadi produk jadi atau-pun bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.

Tabel 1.
Ragam Pengertian UMKM Menurut Beberapa Lembaga Peneliti
Lembaga
Istilah
Batasan Pengertian Secara Umum
UU No. 9/95 (Usaha Kecil)
Usaha Kecil
Aset ≤ Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan atau Omset ≤ Rp 1 milyar per tahun
INPRES No.10/1999
Usaha Menengah
Memiliki kekayaan bersih Rp 200 juta – Rp 10 milyar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).
Badan Pusat Statistik (BPS)
Usaha Mikro
Pekerja < 5 orang termasuk tenaga kerja keluarga
Usaha Kecil
Pekerja 5 – 9 orang
Usaha Menengah
Pekerja 20 – 99 orang
Menteri Negara Koperasi dan UKM
Usaha Kecil
Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan
Omset < Rp 1 milyar/tahun atau independen
Usaha Menengah
Aset > Rp 200 juta atau Omset Rp 1–10 milyar per tahun
Bank Indonesia (BI)
Usaha Mikro
Dijalankan oleh rakyat miskin atau dekat miskin, bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana dan mudah keluar masuk industri
Usaha Kecil
Aset < Rp 200 juta atau Omset Rp 1 milyar
Usaha Menengah
Untuk kegiatan industri, Aset < Rp 5 milyar, untuk lainnya (termasuk jasa), Aset <Rp 600 juta diluar tanah dan bangunan atau Omset < Rp 3 milyar per tahun.
Bank Dunia
Usaha Mikro
Pekerja < 10 orang, Aset < $100.000 atau
Omset < $100.000 per tahun
Usaha Kecil
Pekerja < 50 orang, Aset < $ 3 juta atau
Omset < $ 3 juta per tahun
Usaha Menengah
Pekerja < 300 orang, Aset < $ 15 juta atau
Omset < $ 15 juta per tahun
Staley & Morse
(Modern Small Industry)
Usaha Mikro
Pekerja 1 – 9 orang
Usaha Kecil
Pekerja 10 – 49 orang
Usaha Menengah
Pekerja 50 – 99 orang
Anderson Tommy D. (University of Gothenberg Sweden)
Usaha Mikro
Pekerja 1 – 9 orang (Usaha Kecil I)
Usaha Kecil
Pekerja 10 – 19 orang (Usaha Kecil II)
Usaha Menengah
Pekerja 100 – 199 orang (Besar – kecil)
Pekerja 201 – 499 orang (Kecil – menengah)
Pekerja 500 – 999 orang (Menengah – menengah)
Pekerja 1000 – 1999 orang (Besar – menengah)
Prasetyo P. Eko
(Peneliti)
Usaha Mikro
Pekerja 1 – 9 orang (industri kerajinan rumah tangga)
Usaha Kecil
Pekerja 5 – 20 orang (industri kecil dengan mesin)
Pekerja 10 – 49 orang (industri kecil tanpa mesin)
Usaha Menengah
Pekerja 50 – 99 orang (industri menengah)
Sumber : (Praasetyo, 2008)

Tidak dapat dipungkiri bahwa UKM mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi. Disamping itu UKM mempunyai kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja (tamunan, 2005). Basri, 2003 dalam arif mengemukakan bahwa UKM di Indonesia dapat bertahan dai masa krisis ekonomi disebabkan  oleh 4 hal, yaitu: 1. Sebagai UKM yang menghasilkan baran – barang konsumsi (consumer need), khususnya yang tidak tahan lama, 2. Mayoritas UKM mengandalkan non-banking finaceing dalam aspek pendanaan usaha, 3. Pada umumnya UKM melakukan sepesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya mempproduksi barang dan jsa tertentu saja, 4. Terbentuknya UMKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal.
3.        ASEAN Economy Community
Dengan datangnya MEA pada akhir tahun ini akan menguji UMKM Indonesia Khusunya Jombang. Menko dalam rapat kerja mentri perindustrian menyampaikan mengenai elemen pilar AEC blueprint rencana aksi dan target waktu hingga tahun 2015: 1. Pasar tunggal dan basis produksi regional, 2. Kawasan beredaya-saing Tinggi, 3. Kawasan dengan pembangunan Ekonomi yang merata, 4. Integrasi dengan perekonomian Dunia. Dalam buku menuju ASEAN Economic Community departemen perdagangan Indonesia menjelaskan dalam perjanjian blueprint terdapat 6 pilar yaitu: 1. Arus bebas barang, 2. Arus bebas jasa, 3. Arus bebas Investasi, 4. Arus modal yang lebih bebas, 5. Arus bebas tenaga kerja terampil, 6. Sektor prioritas integritas.
Arus bebas jasa, merupakan konsep peredaran barang yang secara liberal yang akan tanpa dikenakan bea cukai pada setiap negara yang telah tergabung dalam ASEAN.  Dalam peredaran arus barang pada setiap kelompok negara yang tergabung di ASEAN di himbau agar meningkatkan fasilitas perdagangan yang diharapkan mampu memperlancar arus perdagangan ASEAN. Maka akan tercipta pasar tunggal atau yang disebut singel window pada daerah ASEAN. Pada pasar tunggal akan benar – benar mempertarungkan kualitas produk dan inovasi – inovasi yang di berikan produsen.
Selma ini pasar indonesia pada negara – negara lain cukup besar. pada tahun 2011 indonesia mampu melakukan ekspor ke negara Uni Emirt hingga 10%, pada Uited states 8% sedangkan pada negara ASEAN mencapai hingga 66% dan 16% pada negaraa lain ,(menko, 2015 disampaikan pada rapat kerja departemen perdagangan Indonesia). Deputi Bidang koordinasi kerjasama Ekonomi Internasional kementrian koordinator bidang perekonomian menambahkan bahwa untuk sektor arus barang Indonesia masih aman dalam persaingan kepada negara – negar ASEAN yang patut di garis bawahi pada persaingna arus jasa, dikarenakan masih banyak pelayanan yang diberikan kepada konsumen yang belum mkasimal. Terbukti pada pengusaha di Jombang menyatakan siap bersaing kepada negara ASEAN dalam tingkatan kualitas produk seperti yang tertera pada tabel 2 menerangkan mengenai faktor yang mendukung kesiapan UMKM.  Kualitas produk dan harga akan sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih produk. Namun tidak semua produk yang memiliki harga murah akan diburu konsumen. Melihat perkembangan masa, dimana masyarakat akan lebih mementingkan gengsi dan persepsi bahwa barang yang memiliki harga mahal merupakan barang yang berkualitas tinggi. Seperti yang dipaparkan oleh Rozan pemilik UMKM pengerajin kayu limbah “masyarakat sekarang ini pintar dalam memillih produk, jadi gag melulu produk yang dibandrol dengan harga yang murah terus laku keras di pasaran, tapi bisa saja sebaliknya”.

Tabel 2.
Faktor yang mendukung kesiapan UMKM
No
Nama UMKM
Kualitas Produk
Modal
Jaringan Pasar
Pemasaran
SDM
1
Dua Putra



2
Rumah Batik



3
Cahaya Ilahi
4
Rozan Art
5
Sekar Jati
6
Rejeki
7
Mandiri
8
Takoto
9
MLY Shoes


10
RR Jaya

11
Kurniarum
12
Karya Inti Sukses
13
Favorit
14
Yen Collection
15
Griya Manik

16
Angel
17
RT Craft



18
Karya Bagas Jaya



19
Kaffah
20
JP Collection



Banyak faktor pendukung sehingga mengantarkan kesiapan pada UMKM di Kab. Jombang. 20 UMKM sebagai objek penelitian menyatakan siap menghadapi MEA. Faktor yang sangat mendukung dalam kesiapan UMKM ialah kualitas produk, semua UMKM yang diteliti menyatakan memiliki kualitas produk yang siap saing dengan produk lain. Selain kualitas produk pengusaha Jombang juga didukung dengan kemampuannya pada bidang permodalan, walau masih ada bebereapa pengusaha/UMKM yang memiliki kesulitan dalam bidang permodalan. Lain dari permodalan ada faktor pendukung yang sangat mempengaruhi ialah pasar dan jaringan pasar. Dengan modal ini akan sangat membantu pengusaha Jombang menguasai pasar minimal pasar Indonesia. Akan tetapi banyak keluhan dari para pemiliki UMKM pada SDM yang ada di Jombang. Bukan dikarenakan kurang ahli atau memiliki pengalaman namun untuk  cost karyawan  terbilang mahal. Faktor yang sangat mempengaruhi mahalnya biaya karyawan dikarenakan tenaga ahli di Jombang terbatas.

4.        Pemanfaatan Teknologi Informasi
Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan pengembangan teknologi diantaranya adalah media komputer. Komputer merupakan media dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dimanfaati sebagai perangkat utama dalam mengelola data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat dengan proses, menyajikan dan mengelola informasi. Dalam dunia teknologi informasi, perkembangan selalu terjadi dan sangat cepat. Dalam kurun waktu dekat perubahan dan perkembangan telah terjadi. Seperti bila dulu terpaku dengan perangkat monitor dan CPU, maka  saat ini telah ada yang lebih instan yakni noot bok (laptop). Kemudian mentransformasi menjadi gadget yang lebih instan dalam penggunan dan tidak menghilangkan manfaat aslinya. Pada umumnya ada tiga peranan teknologi informasi dan komunikasi sebagai yang dikemukakan oleh Munir (2011,33) yakni: 1. Menggantikan peranan manusia dengan melakukan kegiatan otomatis suatu tugas atau suatu roses tertentu, 2. Memperkuat peranan manusia yaitu  menyajikan informasi, tugas atau proses, 3. Melakukan restrukturisasi atau melakukan perubahan – perubahan pada suatu tugas.
Dalam kehidupan manusia di era global saat ini, manusia akan selalu berhubungan dengan teknologi (Isniatun, 2014). Begitu juga pada dunia pengusaha, penggunaan TI merupakan hal yang lumrah. Menggelola data kemudian menjadikan suatu informasi atau-pun mencari informasi pada dunia perdagangan guna mempersiapkan diri dalam bersaing. Bidang penggunaan TI cukup berfariasi, TI dapat digunakan untuk mengelola administrasi usaha, mendesain produk, memasarkan produk hingga sebagai sarana berkomunikasi(Arif, 2009). Pada tabel 3 akan menerangkan kecenderungan penggunaan TI pada UMKM Jombang. banyak faktor yang mengakibatkan para pemilik UMKM memanfaatkan TI dan ada faktor yang mempengaruhi tidak menggunakan TI.

Tabel 3.
Penggunaan TI pada UMKM Jombang
No
Nama UMKM
FB
E-mail
Blogger
Website
Lain – lain
1
Dua Putra



2
Rumah Batik



3
Cahaya Ilahi
4
Rozan Art

5
Sekar Jati



6
Rejeki



7
Mandiri



8
Takoto



9
MLY Shoes




10
RR Jaya




11
Kurniarum


12
Karya Inti Sukses



13
Favorit

14
Yen Collection


15
Griya Manik



16
Angel


17
RT Craft


18
Karya Bagas Jaya



19
Kaffah


20
JP Collection




Sumber:observasi dan wawancara

Penggunaan TI pada UMKM Jombang cukup bervariasi dalam hal peggunaan internet. Hampir seluruh UMKM telah menggunakan TI untuk memasarkan produknya melalui jejaring sosial. Dalam hal ini masih banyak UMKM yang belum mampu menggunakan dan menfaatkan website dan blogger sebagai sarana pemasaran yang memiliki pasar yang sanggat luas. Pada tinggkatan penggunaan internet, UMKM masih dalam taraf meanfaatkan guna mencari informasi perkembangan perdagangan atau hal yang trend pada masyarakat. Selain itu juga penggunaan e-mail juga terbilang cukup banyak dalam pemanfaatan untuk sarana berkomunikasi konsumen kepada UMKM. Sedangkan penggunaannya untuk bidang produksi masih terbilang rendah, seperti dimanfaatkan untuk kegunaan administrasi dan penggunaan desain produk.
Pemanfaatan TI dalam menunjang kemajuan usaha yang dilakukan pengusaha memiliki banyak faktor yakni: 1. Latar belakang pendidikan, 2. Pengalaman. Sebagian pengusaha yang berlatar belakang pendidikan tinggi menyatakan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi merupakan hal sangat dibutuhkan. Dikarenakan perkembangan zaman yang sudah memulai membuka untuk dunia. Oleh sebab itu  sangat diharuskan mampu memanfaatkan kecanggihan TI. Berbeda pandangan dengan pengusaha yang berlatar belakang pendidikan bukan penididkan tinggi. Hampir semua pengusaha yang berlatar belakang non pendidikan tinggi beranggapan penggunaan TI tidak membawa dampak pada pengembangan usahanya. Terlihat banyak pengusaha yang belum mampu menguasai dan menfaatkan TI dalam memasarkan atau-pun mempermudah dalam memproduksi. Hampir semua penggusaha di Jombang berlatar belakang non pendidikan tinggi. Dimana orientasi usahanya hanya pada sampai titik membuka usaha dan menghasilkan hanya sebatas menutupi kebutuhan. Namun dibalik kelemahan itu pemerintah Jombang membuat alternatif yakni memberikan lapangan belajar memahami dunia bisnis. Maka beberapa UMKM yang telah mengikuti program yang dijalankan oleh pemerintah memiliki orientasi yng berbeda dengan pengusaha yang lain. Hanya saja hingga saat ini program tersebut belum mampu dinikmati oleh seluruh pengusaha di Jombang. sehingga masih terdapat cukup banyak pengusaha Jombang yang orientasi usahanya orientasi tradisional.

5.        Strategi Pemasaran UMKM Jombang

Menguasai pasar merupakan tujuan setiap pengusaha. Menerapkan dan memunculkan produk – produk yang memiliki inovasi baru adalah langkah – lagkah untuk mengusai konsumen. Namun dalam memperkenalkan produk kepada masyarakat membutuhkan beberapa strategi pemasaran atau promosi. Karena dengan memasarkan pengusaha akan memiliki peuang untuk mendapatkan apa yang mereka sasar. Dalam hal memasarkan produk, pengusaha memiliki banyak variasi saran untuk memasarkan produknya. Hampir semua pengusaha di Jombang menggunakan peluang pameran yang biasanya diadakan pihak pemerintah untuk memamerkan produknya kepada  masyarakat. Membuka toko sendiri juga terbilang cukup banyak. Karena kebanyakan UMKM di Jombang bertindak selain memproduksi juga menjual produk. Jadi produk yang telah diproduksi tidak hanya di suplay ke distributor namun juga di pasarkan sendiri.
Text Box:  Dalam hal memasarkan, pemilik UMKM lebih menekankan pada kekuatan jaringan yang telah dibangun. Maka dalam memasrkan tidak begitu ditekankan pada media yang tersedia. Bagi pengusaha Jombang, lebih nyata pada pembangunan jaringan pasar dari pada melalui. Namun tidak dapat dipungkiri efek media pada keputusan membeli konsumen sangat besar pengaruhnya.

6.        Kesimpulan
Dalma mempersiapkan menjelang perdagangan antar negara – negara ASEAN, perlu kiranya pembentukan orientasi usaha yang baru bagi para pengusaha Jombang. Ketika terbentuknya orientasi usaha yang baru terbentuk yang berlandaskan era globalisasi, akan membentuk UMKM yang siap lepas landas untuk bersaing dengan perusahaan baik itu usaha kecil menengah ataupun perusahaan besar. Mematangkan strategi pemasaran denga mempertimbangkan tempat sasaran (lingkungan sasaran), penyesuaian harga dan memberikan produk yang diinginkan konsumen lalu mempromosikan dengan cara kekinian. Maka akan membantu UMKM untuk mengusasi pasar yang di targetkan.

Pustaka
Abidin, Abdillah. 2010. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebagai Kekuatan Strategis Dalam Mempercepat Pembangunan Daerah. STIE Nobel Indonesia. Makasar
Assuari, Sofjan. 2011. Manajemen Pemasaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Ayu M., Kartika. 2014. Identifikasi Kesiapan Industri Kecil Menengah (IKM) Alas Kaki di Kota Mojokerto Menghadapi Pasar Bebas ASEAN. Malang. Universitas Brawijaya.
Mardiana P. Ninuk, dkk. 2015. Menatap Indonesia 2015. Jakarta. Kompas Penerbit.
Nurbaity L. Arliana, 2004, Strategi Pemasaran Dalam Persaingan Bisnis, Jurnal Umum Universitas Sumatera Utara, Medan
Rahman Arif, 2009, Peranan Teknologi Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah, Jurnal Umum Universitas Widyatama, Bandung.

Sukarno Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta.  Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Suryana. 2009. Kewirausahaan. Jakarta. Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar