Rabu, 16 Desember 2015

Teori Ekonomi Pembangunan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perekonomian terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan mulai dari zaman dahulu hingga sekarang. Dalam realitasnya, pembangunan perekonomian tidaklah mudah karena hal ini digunakan untuk dalam jangka yang panjang sehingga banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus dihadapi oleh berbagai pihak, terutama pemerintah. Pembangunan ekonomi memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.  Ada banyak faktor – faktor yang mempengaruhi pembangunan perekonomian, diantaranya adalah SDM, SDA, pembentukan modal dan teknologi.
Pembanguanan ekonomi sangat dibutuhkan dalam setiap tahunnya sebab pembangunan ekonomi memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakt, bangsa dan negara. Pembangunan ekonomi harus mampu menjawab persoalan – persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, yaitu persoalan kemiskinan dan tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan ekonomi memerlukan suatu proses dimana adanay rangkaian kegiatan pembangunan untuk mengubah keadaan perekonomian yang diinginkan dan dapat meningkatkan pendapatan per kapita atau PNB dalam jangka panjang.
Berbicara masalah ekonomi, dari periode satu ke periode berikutnya perkembangan ekonomian senantiasa menjadi pokok pembicaraan yang menarik. Oleh karena itu munculah berbagai tokoh-tokoh ekonomi yang mengemukakan berbagai pendapat, dari generasi ke generasi munculah tokoh-tokoh ekonomi baru yang membawa pemikiran yang berbeda dengan tokoh-tokoh ekonomi generasi sebelumnya. Pemikiran tersebut biasanya merupakan penyempurnaan pemikiran tokoh sebelumnya atau pembenahan apabila ada pemikiran tokoh yang setelah diuji ada suatu kesalahan.
Walaupun berbagai pemikiran bermunculan, namun pada dasarnya pemikiran-pemikiran tersebut merngharapkan adanya pengembangan perekonomian menuju yang lebih baik. Dan dari berbagai macam pemikiran dan teori-teori dari para tokoh inilah kita bisa mengambil suatu tindakan ekonomi yang tepat guna meningkatkan perekonomian.
Dari penjelasan diatas, maka kita dapat mengetahui gambaran umum tentang pentingnya pembangunan ekonomi pada berbagai negara yang tentunya membutuhkan sebuah ulasan yang lebih lanjut sebagai dasar untuk menegtahui teori – teori apa saja yang mendukung adanya pembangunan ekonomi. Dan hal itulah yang menjadi alasan utama kami dalam penulisan makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1. Teori – teori apa saja yang mendukung ekonomi pembangunan?

1.3  Tujuan
1. Mengetahui teori – teori apa saja yang mendukung ekonomi pembangunan.

1.4  Manfaat
1.    Memberikan ilmu dan wawasan tentang teori – teori yang mendukung pembangunan ekonomi.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1  Teori – Teori Dalam Pembagunan Ekonomi 
1.      Teori Ekonomi Klasik
a.    Adam Smith
Adam smith adalah ahli ekonomi klasik yang pertama kali mengemukakan mengenai pentingnya kebijaksanaan lisezfaire atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan tingkat perkembangan ekonomi suatru masyarakat.
Dalam bukunya “An Inquiry Into The Nature And Cause Of  The Wealth Of The Nation” mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan ini akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi dalam proses produksi akan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan produksi. Jadi menurut teori klasik pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya perpacuan antara perkembangan penduduk dan kemajuan teknologi.
Adam Smith mengemukakan bahwa apabila pertumbuhan sudah terjadi maka proses tersebut akan terus menerus berlangsung secara komulatif, artinya apabila da pasar yang cukup dan akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan ini akan menaikkan tingkat produktifitas tenaga kerja. Produktifitas ini akan menaikkan penghasilan nasional dan akhirnya juga memperbesar jumlah penduduk. Penduduk tidak hanya merupakan pasar karena pendapatannya naik, tetapi pendapatan yang lebih besar itu juga merupakan sumber tabungan. Jadi spesialisasi yang besar akan membutuhkan pasar yang semakin luas, dan dorongan untuk membuat alat-alat baru makin bertambah sehingga pembangunan akan berlangsung terus.
Tetapi karena sumber alam yang terbatas, maka keuntungan menurun, karena berlakunya hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang “ The Law Of Deminshing Return “, pada tingkat inilah perkembangan mengalami kemacatan atau berhenti, sebagaimana pendapat David Ricardo dan Malthus.

b.   David Ricardo
Menurut Dvid Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat yaitu golongan kapitalis, golongan buruh dan golongan tuan tanah. Golongan kapitalis adalah golongan yang memimpin produksi dan memegng peranan yang peting, karena mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional lebih besar lagi. Untuk golongan buruh, ini tergantung pada golongan kapitalis dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat. Adapun golongan tuan tanah mereka hanya menerima sewa saja dari golongan kapitalis atas areal tanah yang disewakannya. Dan peranan teknologi dan akumulasi modal dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan menghambat bekerjanya “the law of deminishing return”. Meskipun keduanya memiliki peranan yang berbeda, karena akumulasi kapital mampu menghambat produktifitas melalui kemajuan teknologi. Dan kemajuan teknologi tidak mampu menghalangi terjadinya “stationary state”. Sehingga menurt David Ricardo bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik menrik antar dua kekuatan yaitu “the law of deminishing return” dan kemajuan teknologi.
Menurut David Ricado bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus terjadi maka tanah yang subur akan seakin berkurang karena berlaku hukum “the law of deminishing return”. Dan ada persingan diantara kapitalis dalam mengolah tanah yang kurang subur, sehingga keuntungan mereka menrun sampai pada tingkat keuntungan normal saja. Jadi pendapatan nasional adalah upah(buruh), sewa(tuan tanah), dan keuntungan(kapitalis) dalam perkembangan ekonomi. Pembagian ini adalah untuk mengetahui unsur pendapatan yang mana yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi.bila sebagian besar berupa keuntungan maka perkembangan ekonomi akan semakin pesat.

c.    ThomasRobert Maltus
Menurut maltus, pertumbuhan pendduk yang terus menerus merupakan unsur yang perlu utuk adanya tambahan permintaan. Namun sebagaimana yang ditulisnya, “ pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding”. Kenaikan penduduk saja tanpa diberengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur perkembangan yang lain tidak akan menaikkan pendapatan dan tidak akan menaikkan permintaan. Sehingga pertumbuhan penduduk saja akan menurunkan tingkat upah yang mengakibatkan rendahnya biaya produksi.hal ini akan memperbesar keuntungan kapitalis dan mendorong mereka untuk berproduksi akan tetapi keadaan ini hanya sementara karena permintaan efektif”effective demand” akan semakin berkurang karena pendapatan buruh semakin berkurang. Jadi tingkat kesejahteraan penduduk bertambah hanya jika pertumbuhan tersebut dapat eningkatkan “effective demand”.
Menurut Malthus, untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus. Dan menurutnya kapital itu akan didapat dengan cara penghasilan yang diterima oleh seseorang tidak semua dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan, akan tetapi ada sebagian dari pendapatan tersebut yang ditabung karena menurut Malthus tabungan sangat perlu untuk pembentukan kapital. Dengan demikian ada kecenderungan bahwa jumlah barang yang dihasilkan tidak semua dapat terjual.
Kapital harus diinvestasikan akan tetapi investasi tersebut dilakukan setelah ada permintaan untuk investasi yang mana ada apabila terdapat kenaikan jumlah permintaan “agregat demand”. Jadi menurut Malthus perkembangan ekonomi dapat diharapkan apabila ada tabungan yang diinvetasikan. Tetapi investasi dapat dihambat oleh kurangnya permintaan efektif yang terjadi karena pertambahan jumlah penduduk yang dapat menekan tingkat upah dan juga karena pendapatan yang diterima ada yang ditabungdan tidak dikonsumsi semuanya. Sehingga Malthus pesimis terhadap perkembangan ekonomi. Jadi selain tabungan menjadi pendorong perkembangan ekonomi dengan berperan menjadi sumber kapital, juga merupakan penghambat karena memperkecil jumlah permintaan efektif.

2.      Teori Neo Klasik
Kurang lebih pada tahun 1870-an ada pergeseran dalam  aliran ekonomi, dimana aliran ekonomi yang baru menggantikan aliran ekonomi klasik. Alasan adanya pergeseran ini disamping waktu itu nampak pentingnya kemajuan teknologi dan adanya penemuan sumber-sumnber produk baru, juga ada kemungkinan untuk perkembangan lebih lanjut dibawah kemajuan teknologi. Aliran baru ini disebut dengan aliran Neo-Klasik.
Ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal, yaitu Yoseph Scuhumpeter, dalam bukunya “The Theory Of Economics Development” menekankan tentang peranan pengusaha dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis., tetapi  merupakan peruibahan yang spontan dan terputu-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan terutama dalam lapanmgan industri dan perdagangan. Sebagai kunci dari teori Scuhumpeter adalah bahwa untuk perkembangan ekonomi, faktor yang terpenting adalah enterpreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk nasional.
Scuhumpeter berkeyakinan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat secara keseluruhan. Merekalah yang menciptakan inovasi dan pembaharuan dalam perekonomian. Pembaharuan yangh diciptakan oleh para pengusaha itu dalam bentuk:
·         Memperkenalkan barang baru
·         Menggunakan cara baru dalam memproduksi barang
·         Memperluas pasar barang ke daerah baru
·         Mengembangklan sumber bahan mentah yang baru
·         Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan / industri
Tentu saja penemuan yang mereka ciptakan (invention), itu belum merupakan (inovation), dan belum pula merupakan pembanguna ekonomi selama belum ada usah untuk menggunakan penemuan tersebut dalam kegiatan preduksi. Pembangunan ekonomi baru tercipta apabila penemuan baru yang terjadi digunakan oleh para pengusaha untuk menciptakan pembaharuan.
Scuhumpeter membedakan penanaman modal dalam perekonomian menjadi dua golongan, yaitu penanaman modal otonom (otonomous invesment), dan penanaman modal terpengaruh (induced invesment). Otonomous invesment dalam jangka panjang ditentukan oleh penemuan alam baru dan kemajuan teknologi. Oleh katrena itu penanaman modal otonomi berati penanaman modal pembaruan. Sedangkan penanaman modal terpengaruh  (induced invesment) adalah penanaman modal sebagai akibat adanya kenaiakan dalam produksi, pendapatan, penjualan atau keuntungan perusahaan.
Pada pertengahn tahun 1950-an aliran Neo-Klasik mulai berkembang , yaitu suatu analisis pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis teori neo0-klasik yaitu Solow, kemudian diikuti dan dikembangkan oleh Edmund Philips, Harry Johson, dan J.E Meade, yang mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saaat ini yang akan datang. Pembicaraan mengenai tingkat bunga akhirnya sampai pada masalah akumulasi kapital. Pada bidang inilah kaum Neo-Klasik banyak menyumbangkan pendapat terhadap teori perkembangan. Pendapat Neo-Klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat diikhitisarkan sbb:
·         Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi
·         Perkembangan ini merupakan proses yang gradual
·         Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
·         Aliran Neo-Klasik merasa optimis terhadap perkembangan
·         Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut



a.    Akumulasi kapital
Menurut Neo-Klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga juga menentukan tingginya tingkat investasi. Tingkat bunga rendah, maka investadsi akan tinggi dan sebaliknya. Mengenai pembentukan kapital yang dianggap penting untyuk perkembangan, adalah sebagai berikut: misalnya kesempatan untuk investasi  bertyambah – katakanlah karena ada kemajuan teknologi. Tambahnya permintaan untuk investasi akan menyebabkan tingkat bunga naik dan selanjutnya akan menaikkan jumlah tabungan. Dengan adanya kenaikan investasi, harga barang-barang kapital juga akan naik. Selanjutnya karena kenaikan tingkat bunga dan harga barang kapital, maka investasi selanjutnya terbatas pada proyek-proyek yang dapat memberikan keuntungan besar. Bila proyek tersebut sudah terlaksana maka permintaan terhadap investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang kapital turun kembali. Setelah itu maka proyek yang kurang menguntungkan menjadi menguntungkan lagi dan seterusnya.
Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan pendapatan nasional. Yang dimaksud dengan perubahan teknologi menurut Neo-Klasik terutama adalah penemuan baru yang mengurangkan penggunaan tenaga buruh atau relatif lebih bersifat “penghematan buruh” (labor saving) daripada “penghematan kapital” (capital saving). Jadi kemajuan teknik akan menciptakan permintaan yang kuat akan barang kapital.

b.   Perkembangan sebagai proses yang gradual
Perkembangan merupakan proses yang gradual dan terus menerus. Mengenai hal ini tikoh Neo-Klasik Alfred Marshall menganggap bahwa perekonomian sebagai suatu kehidupan organik yang tumbuh dan berkembang berlahan-lahan sebagai proses yang gradual.



c.    Perkembangan sebagai proses yang harmonis dan kumulatif
Maksudnya adalah proses ini meliputi berbagai faktor itu tumbuh bersama-sama. Misalnya bila ada teknik produksi baru yang akan menaikan produksi total atau akan menaikan pendapatan total. Marsall menggambarkan harmonisnya perkembangan itu karena adanya internal economics dan eksternak economecs. Internal economics timbul karena adanya kenaikan skala produksi sebagai akibat adanya efisiensi (hasil dari adanya mesin baru, spesilisasi, pasar yang lebih luas, dan manajemen yang lebih baik). Sedangkan eksternal economics timbul sebagai akibat adanya perkembangan industri yang saling ketergantungan dan komplementer dari berbagai sektor produksi dalam perekonomian.

d.   Optimis terhadap perkembangan ekonomi
Neo-Klasik meyakini bahwa ada kemampuan manusia untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan. Kemajuan teknik dan dan perbaiakn dalam kualitas buruh cenderung kepada pendapatan yang lebih banyak. Neo-Klasik beranggapan pula bahwa selalu ada kemajuan pengetahuan teknik, secara gradual dan kontinyu. Disamping ini juga akan ada perkembangan permintaan masyarakat. Hal ini akan menimbulakna kemungkinan baru bagi buruh untuk adanya kenaikan upah. Bagi Neo-Klasik hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi adalah kemauan untuk menabung.

e.    Aspek internasional perkembangan ekonomi
Dengan adanya pasar yang luas, produk dapat dilaksanakan secara besar-besaran dan spesialisasi bisa lebih mendalam dan produktivitas naik, penghasilan naik dan seterusnya. Suatu negara pada umumnya dapat mengalami 5 tingkat perkembangan ekonomi yaitu:
a.    Mula-mula negara itu pinjam kapital atau impor.
b.    Kemudian negara peminjam itu setelah dapat menghasilkan dengan kapital tersebut, membayar deviden atau bunga atas pinjaman tersebut.
c.    Setelah penghasilan nasional negara itu meningkat terus, maka sebagian dari penghasilan itu dipergunakan untuk melunasi hutang dan sebagian lagi dipinjamkan lagi kenegara lain  yang membutuhkan.
d.   Kemudian negara tersebut menerima deviden dan bunga yang lebih besar dari pada yang dibayar, jadi ada surplus.
e.    Akhirnya tersebut hanya melulu meneriam deviden dan bunga saja dari negara lain. Negara itu sudah pada tingkat yang kreditur yang sudah mapan.
Sumbangan penting dari dari teori pertumbuhan neo-klasik bukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

3.      Teori Keynes
Teori Keynes yang dipaparkan oleh John Mayard Keynes dalam bukunya yang berjudul “The Gneral Theory of Employement, Interest, and Money,” adalah merupakan penolakan total terhadap teori-teori klasik yang telah berkembang sebelum Keynes.  Kaum kalsik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan pasar akan selalu menuju keseimbangan (equlibrium). Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi secara otomotis akan menciptakan daya beli untuk membeli barang – barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas faktor – faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa, dan balas jasa dari faktor – faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor – faktor tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang – barang yang dihasilkan perusahaan. ini yang dimaksudkan Say bahwa penawaran akan selalu berhasil menciptakan permintaannya sendiri.
Kaum klasik percaya bahwa dalam keseimbangan sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full employed). Dengan demikian, dibawah system yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Pekerja terpaksa menerima upah rendah, daripada tidak memeperoleh pendapatan sama sekali. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memeperkerjakan mereka lebih banyak.
Dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan memeproleh pekerjaan. Pengecualian berlaku bagi mereka yang pilih – pilih pekerjaan, atau tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar. Pekerja yang tidak bekerja karena kedua alasan diaytas, oleh kaum klasik menyebutnya dengan pengangguran sukarela (voluntary employment). Jadi, penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian.
Keynes berpendapat penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Perbedaaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dengan para ahli ekonomi klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua persoalan berikut :
a.    Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam perekonomian.
b.    Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha.
Selain itu, Keeynes Juga membantah Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan mencipatakan permintaannya sendiri” diatas ditentang oleh Keynes sebab biasanya permintaan lebih kecil daripada penawaran. Alasannya, sebagian dari pendapatan yang diterima masyarakat akan ditabung dan tidaka semuanya dikonsumsi. Dengan demikian, permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Karena konsumsi lebih kecil dari pendapatan, tidak semua produksiakan diserap oleh masyarakat. Memang inilah yang terjadi pada tahun 30 – an, saaat perusahaan berlomba – lomba berproduksi tanpa kendali. Di pihak lain, daya beli masyarakat terbatas. Akibatnya banyak stok menumpuk, sehingga perusahaan terpaksa mengurangi produksi dan sebagian bahkan melakukan rasionalisasi yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Tindakan rasionalisasi dari perusahaan akan memaksa sebagian pekerja menganggur. Orang yang menganggur jelas tiddak memperoleh pendapatan. Sebagai konsekuensinya, pendapatan masyarakat turun. Turunnya pendapatan masyarakat akan menyebabkan daya beli semakin rendah, sehingga barang – barang tidak laku dan kegiatan produksi macet. Puncak dari kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an hampir diseluruh negara – negara industri terjadi depresi.
Sejak terjadinya depresi besar – besaran tersebut orang curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo klasik yang dianggap berlaku umum selama ini. Menurut Keynes dalam pandangan klasiknya, produksi akan selalu menciptakan permintaannya sendiri hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana. Ini terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Pada tingkat perekonomian seperti ini memamng permintaan ini semua pendapatan yang diterima pada suatu periode biasanya langsung dikonsumsi tanpa ada yang ditabung. Dalam keadaan deperti ini memang permintaan akan selalu sama dengan penawaran agregat. Akan tetapi, dalam perekonomian yang lebih maju masyarakatnya sudah mengenal tabungan, sebagian dari pendapatan akan mengalami kebocoran (leakage). Hal itu dapat diketahui kebocoran dalam bentuk tabungan sehingga arus pengeluaran tidak lagi sama dengan arus pendapatan. Dengan demikian, permintaan agregat akan lebih kecil dari penawaran agregat.
Akan tetapi menurut pendapat klasik, kebocoran yang terjadi dalam tabungn akan diinjeksikan kembali kedalam perekonomian melaui investasi, sehingga keseimbangan kembali terwujud dalam perekonomian sehingga jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi. Pendapat tersebut dibantah oleh Keynes, alasannya karena motif orang untuk menabung tidak sam dengan motif pengusah untuk menginvestasi. Pengusaha melakukan investasi didorong oleh keinginan untuk mendapatkan laba yang sebesar – beasrnya. Sementara itu, sektor rumah tangga melakukan kegiatan menabung didorong oleh berbagai motif yang sangat berbeda. termasuk didalamnya adalah motif berjaga – jaga, misalnya untuk menghadapi ketika sedang tertimpa musibah (sakit), dll. Perbedaan dalm motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak akan pernah sama dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama, menurut Keynes itu hanya suatu kebetulan.
Karena Keynes mengamati bahwa umunya investasi lebih kecil daripada jumlah tabungan, ia menyimpulkan bahwa permintaan agregat juga lebih kecil dari penawaran agregat. Kritikan Keynes terhadap system klasik yang mengtakan bahwa keseimbangan perekonomian akan tercapai pada tingkat penggunaan kerja penuh. Sebelumya sudah dijelaskan bahwa kaum klasik percaya bahwa dalam posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk didalamnya sumber daya tenaga kerja atau labor, akan dimanfaatkan secara penuh dan seandainya terjadi pengangguran pemerintah tidak melakukan tindakan / kebijaksanaan apapun.
Sesuai dengan pandangan laissez faire, maka biarkan saja keadaan demikian sebab masayarakat dapat mengatur urusan perekonomiannya sendiri secara alamiah tanpa campur tangan pemerintah didalamnya. orang – orang yang tidak bekerja tersebut akan bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Hal ini mendorong pengusaha untuk mempekerjakan labor lebih banyak, hingga akhirnya semua yang mau bekerja akan memperoleh pekerjaan.
Pandangan klasik diatas tidak diterima Keynes. Menurut pandangan Keynes, dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan klasik tersebut. Dimana pun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari sisni Keynes mengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada pengandaian – pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup sehari – hari.
Kalaupun tingkat upah bisa diturunkan, tingkat pendaptan masyarakat tentuna pasti akan turun. Turunnya pendapatan sebagaian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang.
Selain itu, dari hasil pengamatannya tentang kejadian depresi ekonomi pada awal 30-an, Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga btas tertentu pemerintah justru diperlukan. Misalnya, kalu terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek – proyek padat karya. Dengan demikian, sebagian tenaga kerja yang mengaggur bisabekerja, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kalau harga – harga naik cepat, pemerintah bisa menarik jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Inflasi yang tak terkendalipun tidak sampai terjadi. Dalam situasi terjadi gerak gelombang kegiatan ekonomi, pemerintah dapat menjalankan kebijakansanaan pengelolaan pengeluaran dan pengendalian “permintaan efektif” agregat.
Menurut Keynes, tabungan adalah bentuk pengeluaran yang tak dapat dikendalikan. Ia hanya efektif juka tabungan diinvestasikan oleh dunia usaha, sebab tabungan yang ditimbun, disimpan dibank adalah buruk bagi perekonomian. Keynes mendeffinisikan permintaan efektif sebagai output agregat (Y)., yang merupakan penjumlahan dari konsumsi (C) dan Investasi (I).
Y = C + I
Y atau “permintaan efektif” agregat sebagai produk domestic kotor (GDP). GDP didefinisikan sebagai nilai dari output final dari barang dan jasa selama setahun. Dan Keynes pun secara efektif mendemonstrasikan bahwa jika tabungan tabungan tidak diivestasikan oleh bisnis, GDP tidak mencapai titik potensialnya; resesi dan depresi mengindikasikan kurangnya permintaan efektif
Pada masa resesi tidak banyak pilihan untuk menaikkan Y. Pada masa penurunan, komunitas bisnis takut membahayakan capital pada I. Demikian pula konsumen yang tidak mau menaiikan konsmsi karena pendapatan mereka tak menentu. Akan tetapi ada satu jalan keluar yang ditulis Keynes yakni pemerintah harus melakukan pengeluaran. Keynes menmbahkan G pada persamaan pendapatan nasional, sehingga:
Y = C + I + G
Hal itu dikarenakan, Keynes memandang pemerintah sebagai agen independen yang mampu menstimulasi perekonomian melalui kerja public. Kebijakan pemerintah yang ekspasioner dapat menaikkan permintaan efektif jika sumber daya dipakai tanpa merugikan konsumsi atau investasi. Dalam kenyataannya, selama resesi, kenaikkan dalam G akan mendorong C dan I sehingga akan menaikkan Y.
Dari berbagai kebijaksanaan yang dapat diambil, Keynes lebih sering mengandalkan kebijaksanaan fiscal. Dengan kebijaksanaan fiscal pemerintah bisa mempengaruhi jalannya perekonomian. Langkah – langkah itu dilakukan dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek – proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Kebijaksanaan ini sangat ampuh dalm meningkatkan output, dan memberantas pengangguran terutama pada saat situasi sumber – sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh.
Akan tetapi, analisis Keynes merupakan suatu analisis jangka pendek.  Ini berarti analisnya memisalkan bahwa jumlah maupun kemampuan dari faktor-faktor produksi tidak mengalami pertambahan.  Oleh sebab itu apabila kegiatan ekonomi bertambah tinggi dan lebih banyak faktor-faktor produksi digunakan, pengangguran tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lainnya akan berkurang.  Dengan demikian tingkat pengguna tenaga kerja dalam perekonomian tergantung kepada sampai dimana besarnya permintaan efektif yang tercipta dalam perekonomian.  Makin besar permintaan efektif, makin kecil jurang diantara tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai dengan tingkat kegiatan ekonomi pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.  Sebagai akibatnya tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah.

















2.2 STUDI KASUS
Kualitas sumberdaya manusia (SDM) menjadi syarat mutlak untuk melaksanakan pembangunan dimasa datang. Setiap manusia dituntut kompetensi individunya untuk berinovasi guna memacu pembangunan ekonomi disegala bidang. Kualitas SDM itu ditingkatkan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. Meningkatkan kualitas SDM merupakan investasi manusia jangka panjang, karena setiap orang menempuh jalur pendidikan tidak secara otaomatis menjadikan dirinya berkualitas. Masih diperlukan proses dalam dunia kerjanya menuju ke jenjang yang lebih ahli atau berkualitas.
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan pembangunan tidak lagi diukur dari segi ekonomi tapi sejauh mana pembangunan itu bisa meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM). Dalam pembangunan berkelanjutan dewasa ini tidak hanya ditunjang oleh pembangunan ekonomi tetapi juga oleh pembangunan SDM. Karena itu investasi pada aspek manusia sebagai modal dasar pembangunan sangat didahulukan.
Kristiadi (1994) mengemukakan, peningkatan kualitas SDM juga merupakan tuntutan yang tumbuh sebagai akibat perkembangan pembangunan yang makin cepat dan komplek. Perkembangan ekonomi, industrialisasi, arus informasi, dan perkembangan iptek yang pesat makin membuat kualitas SDM sangat dibutuhkan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan pembangunanSDM melalui empat jalur kebijaksanaan yaitu: 1) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi kualitas manusia seperti jasmani, rohani maupun kualitas kehidupan; 2) Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya penyebarannya; 3) Peningkatan SDM yang berkembang dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan penguasaan iptek; dan 4) Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat yang mendukung peningkatan kualitas SDM.
Pada saat ini, SDM Indonesia sebagai salah satu sumberdaya pembangunan masih merupakan potensi. Pertumbuhan SDM yang cepat, tetapi dengan kualitas yang masih rendah, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumberdaya pembangunan.
SDM merupakan salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, bersama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya alam (SDA), dan kapasitas produksi yang terpasang dalam masyarakat yang bersangkutan. Namun diantaranya perananm SDM mengambil tempat yang sentral khususnya dalam pembangunan ekonomi negara-negara berkembang dimana kesejakteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu SDM sangat dipengaruhi oleh peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Pendidikan dan Pelatihan
Telaahan mengenai peran pendidikan dalam pembangunan biasanya berpangkal pada saran pendapat bahwa pendidikan merupakan prasarat untuk meningkatkan martabat manusia. Melalui pendidikan warga masyarakat mendapat kesempatan untuk membina kemampuannya dalam mengatur kehidupannya secara wajar. Perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan berarti membuka kesempatan ekonomi untuk mengupayakan perbaikan dan kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Satu sama lain akan mendukung terlaksananya pemerataan pendapatan masyarakat.
Selama dasawarsa yang lampau sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintah negara berkembang dibidang pendidikan formal. Kesempatan untuk pendidikan sudah diperluas, namun hal itu dalam arti kuantitatif. Jalur pendidikan formal yang semakin meluas belum juga menunjukkan hasil yang diharapkan. Kalau diukur dengan serangkaian masalah yang harus ditanggulangi secara lebih mendasar, pengangguran (terbuka maupun terselubung) yang masih cenderung meningkat dengan bertambahnya angkatan kerja yang keterampilannya masih terbatas. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja mendesak ke arah penambahan tempat belajar. Dalam suatu tahap, hal itu memang dilakukan akan tetapi semata-mata secara kuantitatif dan tidak disertai oleh usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
Pembinaan mutu SDM dalam rangka pembangunan ekonomi harus diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan dan meluaskan keterampilan teknis, keahlian profesional, dan kecerdasan akademis (technical skill, professional expertise and academic qualitie) dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Ditinjau dari sudut penerimaan pendapatan, maka beda antara pendapatan yang diterima oleh seorang keluaran pendidikan tinggi dengan pendapatan seorang tenaga kerja yang hanya mendapatkan pendidikan dasar, tidak begitu besar. Padahal biaya pendidikan tinggi per pelajar adalah 88 kali lebih besar dibandingkan dengan biaya per anak sekolah di tingkat pendidikan dasar. Ketimpangan nisbi pada penerimaan pendapatan dibandingkan dengan tingkat biaya untuk pendidikan tinggi bagaimanapun juga mencerminkan ketimpangan pada tingkat produktivitas dalam ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Artinya, dari sudut kepentingan masyarakat secara menyeluruh kenaikan produktivitas seorang keluaran pendidikan tinggi (diukur dengan pendapatan yang diterimanya) secara nisbi tidak memadai dengan biaya investasi dalam pendidikan.
Disuatu pihak tuntutan zaman mengharuskan agar mutu pendidikan ditingkatkan dan kalau perlu dengan membatasi perluasannya secara kuantitatif. Di pihak lain, akan dihadapi secara terus menerus desakan masyarakat agar disediakan kesempatan pendidikan yang semakin meluas dengan fasilitasnya yang semakin banyak, kendatipun dengan mengabaikan segi mutunya.
Kunci kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya adalah memperbaiki mutu tenaga pengajar dan membina motivasi golongan pengajar. Dikebanyakan negara berkembang tenaga pengajar di sekolah dasar mendapat pendidikan di sekolah lanjutan atas ataupun dengan pelatihan melalui kursus-kursus.
Kelemahan pokok dalam sistem pendidikan di negara berkembang termasuk Indonesia terletak pada sistem dan struktur pendidikan umum di tingkat menengah dan lansung berkaitan dengan pendidikan guru yang diperlukan. Hal ini disebabkan oleh kompartmentasi karena terlalu dini diadakan pemisahan diantara berbagai rupa jurusan, di samping itu banyaknya mata pelajaran/kuliah yang tumpang tindih.
Kesehatan Rakyat dan Pembangunan
Tekanan penduduk yang semakin bertambah mengandung akibat bahwa persyaratan minimal mengenai mutu gizi dalam makanan tidak memadai. Begitu pula mengenai fasilitas medis dan pelayan kesehatan umum. Dampak negatif dari pertambahan penduduk yang sangat tidak terkendali sangat luas dan mendalam. Di keluarga yang tidak melakukan program keluarga berencana dan mempunyai banyak anak, maka anak-anak yang lebih muda sering kali dihinggapi penyakit malnutrition. Walaupun keluarga menjadi semakin lebih besar, hal itu sering tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan yang sepadan. Penyediaan pangan maupun perhatian kesehatan terhadap anak-anak yang lebih kecil secara nisbi menjadi berkurang.
Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab bagi gangguan kesehatan dan kematian yang prematur. Sering tidak terpenuhi kebutuhan kalori sehari-hari yang diperlukan secara minimal untuk menjaga kesehatan. Persyaratan minimal mengenai kebutuhan kalori, protein, vitamin dan unsur-unsur mineral dalam makanan harus amat diperhatikan dari sudut mutu SDM dalam proses pembangunan. Hal itu sama lain mempengaruhi pertumbuhan fisiknya maupun kemampuan nalarnya dan perkembangan mentalnya.
Dari beberapa masalah dan target untuk meningkatkan SDM kita tidak terlepas dari faktor ekonomi terutama masalah investasi yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas SDM supaya target pembangunan di masa datang dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari kebutuhan makanan yang menyangkut dengan perbaikan gizi, sampai kepada penyempurnaan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang tentu membutuhkan investasi yang sangat besar sekali terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana.
Untuk perbaikan gizi pemerintah Indonesia telah memulai sejak PJP I yaitu diterapkannya pemakaian Air Susu Ibu (ASI), penyediaan posyandu dengan tenaga medis dan bermacam imunisasi untuk ibu hamil dan anak balita, perbaikan gizi, semuanya ini untuk meningkatkan kualitas manusia masa depan dan menperpanjang harapan hidup anak Indonesia. Sehingga pada PJP II diharapkan anak Indonesia mampu menjadi manusia yang berkualitas yang dapat menyokong roda pembangunan di masa akan datang.
 OLEH : Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP ( Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan, Lembaga Penelitian Universitas Riau )
ANALISIS KASUS
Dalam bukunya “An Inquiry Into The Nature And Cause Of  The Wealth Of The Nation” Adam smith mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan ini akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi dalam proses produksi akan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan produksi.
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kasus diatas yang mengemukakan pentingnya peran SDM dalam sebuah pembangunan ekonomi sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh adam smith yaitu adanya pertumbuhan penduduk yang nantinya akan dapat memperluas pasar dan menyebabkan adanya spesialisasi dan disinilah ketrampilan tenaga kerja perlu adanya peningkatan, dan seiring dengan meningkatnya keterampilan tenaga kerja maka akan dapat ditemukan alat alat atau mesin baru sehingga dengan begitu maka akan dapat mempercepat dan meningkatkan produksi, ketika produksi suatu negara meningkat yang di barengi dengan mengingkatnya jumlah penduduk akan dapat meningkatkan permintaan sehingga pembangunan ekonomi suatu negara dapat tercipta.
Dari sini dapat terlihat bahwa yang dimaksud oleh adam smitsh juga seperti pada kasus diatas yaitu pertumbuhan penduduk tidak hanya pendududk yang bertambah akan tetapi juga perlu adanya peningkatan keterampilan dari penduduk atau karyawan itu sendiri, sehingga dapat menciptakan sebuah pembangunan ekonomi. Sedangkan dari kasus diatas Pada saat ini, SDM Indonesia sebagai salah satu sumber daya pembangunan masih merupakan potensi. Pertumbuhan SDM yang cepat, tetapi dengan kualitas yang masih rendah, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumberdaya pembangunan.
  Selain itu, kita dapat mengetahui bahwa intervensi dari sebuah pemerintahan sangat diperlukan, dan itu sangat sesuai dengan Keynes yang mengatakan bahwa mengatasi depresi dan kualitas SDM (pengangguran) diperlukan modal dari pengusaha dan untuk akumulasinya diperlukan campur tangan dari pemerintah. Dengan adanya hal tersebut, kita dapat mengetahui seberapa pentingnya peran pemerintah untuk menjadi penengah antara pengusaha dengan rakyat biasa.
Jika kita melihat kasus diatas, bahwa SDM sangat dipengaruhi oleh peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan. Untuk perbaikan mutu tersebut, sudah pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit. pemerintah berperan secara aktif dalam pembinaan mutu SDM dalam rangka pembangunan ekonomi harus diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan dan meluaskan keterampilan teknis, keahlian profesional, dan kecerdasan akademis (technical skill, professional expertise and academic qualitie) dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh melalui pelatihan, pendidikan wajar ataupun kursus – kursus yang memnuhi standar SDM yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan teori neo klasik yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat secara keseluruhan. Pembangunan ekonomi baru tercipta apabila penemuan baru yang terjadi digunakan oleh para pengusaha untuk menciptakan pembaharuan.  
Neo-Klasik meyakini bahwa ada kemampuan manusia untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan. Kemajuan teknik dan dan perbaiakn dalam kualitas buruh cenderung kepada pendapatan yang lebih banyak. Neo-Klasik beranggapan pula bahwa selalu ada kemajuan pengetahuan teknik, secara gradual dan kontinyu. Disamping ini juga akan ada perkembangan permintaan masyarakat. Hal ini akan menimbulakna kemungkinan baru bagi buruh untuk adanya kenaikan upah. Bagi Neo-Klasik hal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi adalah kemauan untuk menabung.
Dengan diimbangi adanya pasar yang luas, produk dapat dilaksanakan secara besar-besaran dan spesialisasi bisa lebih mendalam dan produktivitas naik, penghasilan naik dan seterusnya. Untuk meningktakan SDM tidak terlepas dari faktor ekonomi terutama masalah investasi yang sangat besar supaya target pembangunan di masa datang dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari kebutuhan makanan yang menyangkut dengan perbaikan gizi, sampai kepada penyempurnaan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang tentu membutuhkan investasi yang sangat besar sekali terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, pemerintah di Indonesia bukan hanya menggalakkan pembayaran pajak bagi pengusaha tetapi juga mengharapkan agar para pengusaha bisa berinvestasi dalam dunia pendidikan di Indonesia sebab dengan investasi tersebut, dapat mendorong pembangunan ekonomi yang sesuai dengan apa yang diharapakan. Selain itu, penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total. Tanah, tenaga kerja, modal fisik bisa saja mengalami diminishing return, namun ilmu pengetahuan tidak.
Selain itu, pemerintah juga mengatur program CSR bagi perusahaan – perusahaan besar untuk selalu peduli dalam lingkungan baik itu dalam aspek pendiikan ataupun kesehatan. Setiap perusahaan diwajibkan untuk selalu peka atau peduli terhadap lingkungan baik itu melalui program beasiswa ataupun pengobatan gratis. Perbaikan gizi juga dilakukan pemerintah Indonesia untuk diharapkan agar anak Indonesia mampu menjadi manusia yang berkualitas yang dapat menyokong roda pembangunan di masa akan datang.
Dari masalah tersebut mungkin yang diperlukan saat ini adalah perlunya mengembangkan kualitas SDM yang ada di Indonesia, sehingga dapat tercapai pertumbuhan penduduk dengan kualitas yang memadai. Yang nantinya akan dapat menciptakan pembangunan ekonomi di Indonesia. Sebenarnya pemerintah di Indonesia sudah berusaha dalah]m hal ini seperti mendirikan BLK dan mencanangkan wajib belajar 9 tahun juga program KB ataupun program kesehatan yang lain, akan tetapi seperti yang kita lihat pada kenyataannya ternyata hal ini masih belum cukup bisa mengatasi permasalahan ini. Mungkin hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat dalam pentingnya mengikuti atau ikut serta dalam program pemerintgah ini sehingga dapat tercipta tujuan yang diinginkan. Sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa pemerintah harus benar-benar serius dan mencoba meyakinkan masyarakat akan pentingnya mengikuti program tersebut sehingga pembangunan ekonomi di Indonesia dapat tercapai.




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Adam smith adalah ahli ekonomi klasik yang pertama kali mengemukakan mengenai pentingnya kebijaksanaan lisezfaire atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan tingkat perkembangan ekonomi suatru masyarakat.
Dalam bukunya “An Inquiry Into The Nature And Cause Of  The Wealth Of The Nation” mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan ini akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi dalam proses produksi akan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan produksi.
Hal ini sangat bertentangan oleh Keynes, karena menurut Keynes  untuk mengatasi depresi dan pengangguran diperlukan modal dari pengusaha dan untuk akumulasinya diperlukan campur tangan dari pemerintah. Karena mnurut Keynes “permintaan efektif” agregat yang dapat diterapakan pada masa kelangkaan lapangan kerja dan sumber daya.

 Dan oleh teori neo klasik diperbarui yakni oleh ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal, yaitu Yoseph Scuhumpeter, dalam bukunya “The Theory Of Economics Development” menekankan tentang peranan pengusaha dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat secara keseluruhan. Pembangunan ekonomi baru tercipta apabila penemuan baru yang terjadi digunakan oleh para pengusaha untuk menciptakan pembaharuan. Jadi, pada teori ini dapat disimpulkan bahwa perbaikan kualitas SDM itu lebih penting dari pembangunan yang hanya berorientasi pada capital. Dan perlu diketahui bahwa sumbangan penting dari dari teori pertumbuhan neo-klasik bukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar