BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian
terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan mulai dari zaman dahulu hingga
sekarang. Dalam realitasnya, pembangunan perekonomian tidaklah mudah karena hal
ini digunakan untuk dalam jangka yang panjang sehingga banyak sekali tantangan
dan hambatan yang harus dihadapi oleh berbagai pihak, terutama pemerintah.
Pembangunan ekonomi memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
bangsa, dan negara. Ada banyak faktor –
faktor yang mempengaruhi pembangunan perekonomian, diantaranya adalah SDM, SDA,
pembentukan modal dan teknologi.
Pembanguanan
ekonomi sangat dibutuhkan dalam setiap tahunnya sebab pembangunan ekonomi memiliki
tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakt, bangsa dan negara. Pembangunan ekonomi
harus mampu menjawab persoalan – persoalan yang dihadapi bangsa dan negara,
yaitu persoalan kemiskinan dan tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pembangunan ekonomi memerlukan suatu proses dimana adanay rangkaian kegiatan
pembangunan untuk mengubah keadaan perekonomian yang diinginkan dan dapat
meningkatkan pendapatan per kapita atau PNB dalam jangka panjang.
Berbicara masalah
ekonomi, dari periode satu ke periode berikutnya perkembangan ekonomian
senantiasa menjadi pokok pembicaraan yang menarik. Oleh karena itu munculah
berbagai tokoh-tokoh ekonomi yang mengemukakan berbagai pendapat, dari generasi
ke generasi munculah tokoh-tokoh ekonomi baru yang membawa pemikiran yang
berbeda dengan tokoh-tokoh ekonomi generasi sebelumnya. Pemikiran tersebut
biasanya merupakan penyempurnaan pemikiran tokoh sebelumnya atau pembenahan
apabila ada pemikiran tokoh yang setelah diuji ada suatu kesalahan.
Walaupun berbagai
pemikiran bermunculan, namun pada dasarnya pemikiran-pemikiran tersebut
merngharapkan adanya pengembangan perekonomian menuju yang lebih baik. Dan dari
berbagai macam pemikiran dan teori-teori dari para tokoh inilah kita bisa
mengambil suatu tindakan ekonomi yang tepat guna meningkatkan perekonomian.
Dari penjelasan
diatas, maka kita dapat mengetahui gambaran umum tentang pentingnya pembangunan
ekonomi pada berbagai negara yang tentunya membutuhkan sebuah ulasan yang lebih
lanjut sebagai dasar untuk menegtahui teori – teori apa saja yang mendukung
adanya pembangunan ekonomi. Dan hal itulah yang menjadi alasan utama kami dalam
penulisan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Teori – teori apa saja yang mendukung ekonomi
pembangunan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui teori – teori apa saja yang mendukung
ekonomi pembangunan.
1.4 Manfaat
1.
Memberikan ilmu dan wawasan tentang teori – teori yang mendukung
pembangunan ekonomi.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Teori – Teori Dalam Pembagunan Ekonomi
1. Teori Ekonomi Klasik
a. Adam Smith
Adam
smith adalah ahli ekonomi klasik yang pertama kali mengemukakan mengenai
pentingnya kebijaksanaan lisezfaire atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan
tingkat perkembangan ekonomi suatru masyarakat.
Dalam
bukunya “An Inquiry Into The Nature And Cause Of The Wealth Of The Nation” mengemukakan
faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah
akan memperluas pasar dan perluasan ini akan mendorong tingkat spesialisasi.
Dengan spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat
proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi dalam proses produksi akan dapat
meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong ditemukannya alat-alat
atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan meningkatkan produksi.
Jadi menurut teori klasik pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya perpacuan
antara perkembangan penduduk dan kemajuan teknologi.
Adam
Smith mengemukakan bahwa apabila pertumbuhan sudah terjadi maka proses tersebut
akan terus menerus berlangsung secara komulatif, artinya apabila da pasar yang
cukup dan akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan ini akan
menaikkan tingkat produktifitas tenaga kerja. Produktifitas ini akan menaikkan penghasilan
nasional dan akhirnya juga memperbesar jumlah penduduk. Penduduk tidak hanya
merupakan pasar karena pendapatannya naik, tetapi pendapatan yang lebih besar
itu juga merupakan sumber tabungan. Jadi spesialisasi yang besar akan
membutuhkan pasar yang semakin luas, dan dorongan untuk membuat alat-alat baru
makin bertambah sehingga pembangunan akan berlangsung terus.
Tetapi
karena sumber alam yang terbatas, maka keuntungan menurun, karena berlakunya
hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang “ The Law Of Deminshing Return “,
pada tingkat inilah perkembangan mengalami kemacatan atau berhenti, sebagaimana
pendapat David Ricardo dan Malthus.
b.
David Ricardo
Menurut
Dvid Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat yaitu
golongan kapitalis, golongan buruh dan golongan tuan tanah. Golongan kapitalis
adalah golongan yang memimpin produksi dan memegng peranan yang peting, karena
mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya
dalam bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional
lebih besar lagi. Untuk golongan buruh, ini tergantung pada golongan kapitalis
dan merupakan golongan yang terbesar dalam masyarakat. Adapun golongan tuan
tanah mereka hanya menerima sewa saja dari golongan kapitalis atas areal tanah
yang disewakannya. Dan peranan teknologi dan akumulasi modal dapat meningkatkan
produktivitas tenaga kerja dan menghambat bekerjanya “the law of deminishing
return”. Meskipun keduanya memiliki peranan yang berbeda, karena akumulasi
kapital mampu menghambat produktifitas melalui kemajuan teknologi. Dan kemajuan
teknologi tidak mampu menghalangi terjadinya “stationary state”. Sehingga menurt
David Ricardo bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik menrik antar dua
kekuatan yaitu “the law of deminishing return” dan kemajuan teknologi.
Menurut
David Ricado bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi kapital terus
terjadi maka tanah yang subur akan seakin berkurang karena berlaku hukum “the
law of deminishing return”. Dan ada persingan diantara kapitalis dalam mengolah
tanah yang kurang subur, sehingga keuntungan mereka menrun sampai pada tingkat
keuntungan normal saja. Jadi pendapatan nasional adalah upah(buruh), sewa(tuan
tanah), dan keuntungan(kapitalis) dalam perkembangan ekonomi. Pembagian ini
adalah untuk mengetahui unsur pendapatan yang mana yang paling besar
pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi.bila sebagian besar berupa keuntungan
maka perkembangan ekonomi akan semakin pesat.
c.
ThomasRobert Maltus
Menurut
maltus, pertumbuhan pendduk yang terus menerus merupakan unsur yang perlu utuk
adanya tambahan permintaan. Namun sebagaimana yang ditulisnya, “ pertambahan
penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding”.
Kenaikan penduduk saja tanpa diberengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur
perkembangan yang lain tidak akan menaikkan pendapatan dan tidak akan menaikkan
permintaan. Sehingga pertumbuhan penduduk saja akan menurunkan tingkat upah
yang mengakibatkan rendahnya biaya produksi.hal ini akan memperbesar keuntungan
kapitalis dan mendorong mereka untuk berproduksi akan tetapi keadaan ini hanya
sementara karena permintaan efektif”effective demand” akan semakin berkurang
karena pendapatan buruh semakin berkurang. Jadi tingkat kesejahteraan penduduk
bertambah hanya jika pertumbuhan tersebut dapat eningkatkan “effective demand”.
Menurut
Malthus, untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah
kapital untuk investasi yang terus menerus. Dan menurutnya kapital itu akan
didapat dengan cara penghasilan yang diterima oleh seseorang tidak semua
dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan, akan tetapi ada sebagian dari pendapatan
tersebut yang ditabung karena menurut Malthus tabungan sangat perlu untuk
pembentukan kapital. Dengan demikian ada kecenderungan bahwa jumlah barang yang
dihasilkan tidak semua dapat terjual.
Kapital
harus diinvestasikan akan tetapi investasi tersebut dilakukan setelah ada
permintaan untuk investasi yang mana ada apabila terdapat kenaikan jumlah
permintaan “agregat demand”. Jadi menurut Malthus perkembangan ekonomi dapat
diharapkan apabila ada tabungan yang diinvetasikan. Tetapi investasi dapat
dihambat oleh kurangnya permintaan efektif yang terjadi karena pertambahan
jumlah penduduk yang dapat menekan tingkat upah dan juga karena pendapatan yang
diterima ada yang ditabungdan tidak dikonsumsi semuanya. Sehingga Malthus
pesimis terhadap perkembangan ekonomi. Jadi selain tabungan menjadi pendorong
perkembangan ekonomi dengan berperan menjadi sumber kapital, juga merupakan
penghambat karena memperkecil jumlah permintaan efektif.
2. Teori Neo Klasik
Kurang
lebih pada tahun 1870-an ada pergeseran dalam
aliran ekonomi, dimana aliran ekonomi yang baru menggantikan aliran
ekonomi klasik. Alasan adanya pergeseran ini disamping waktu itu nampak
pentingnya kemajuan teknologi dan adanya penemuan sumber-sumnber produk baru,
juga ada kemungkinan untuk perkembangan lebih lanjut dibawah kemajuan
teknologi. Aliran baru ini disebut dengan aliran Neo-Klasik.
Ahli
ekonomi Neo-Klasik yang terkenal, yaitu Yoseph Scuhumpeter, dalam bukunya “The
Theory Of Economics Development” menekankan tentang peranan pengusaha dalam
pembangunan. Menurutnya pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang
harmonis., tetapi merupakan peruibahan
yang spontan dan terputu-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh adanya
perubahan terutama dalam lapanmgan industri dan perdagangan. Sebagai kunci dari
teori Scuhumpeter adalah bahwa untuk perkembangan ekonomi, faktor yang
terpenting adalah enterpreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk
perkembangan produk nasional.
Scuhumpeter
berkeyakinan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan
pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat secara keseluruhan.
Merekalah yang menciptakan inovasi dan pembaharuan dalam perekonomian.
Pembaharuan yangh diciptakan oleh para pengusaha itu dalam bentuk:
·
Memperkenalkan
barang baru
·
Menggunakan
cara baru dalam memproduksi barang
·
Memperluas
pasar barang ke daerah baru
·
Mengembangklan
sumber bahan mentah yang baru
·
Mengadakan
reorganisasi dalam suatu perusahaan / industri
Tentu
saja penemuan yang mereka ciptakan (invention), itu belum merupakan
(inovation), dan belum pula merupakan pembanguna ekonomi selama belum ada usah
untuk menggunakan penemuan tersebut dalam kegiatan preduksi. Pembangunan
ekonomi baru tercipta apabila penemuan baru yang terjadi digunakan oleh para
pengusaha untuk menciptakan pembaharuan.
Scuhumpeter
membedakan penanaman modal dalam perekonomian menjadi dua golongan, yaitu
penanaman modal otonom (otonomous invesment), dan penanaman modal terpengaruh
(induced invesment). Otonomous invesment dalam jangka panjang ditentukan oleh
penemuan alam baru dan kemajuan teknologi. Oleh katrena itu penanaman modal
otonomi berati penanaman modal pembaruan. Sedangkan penanaman modal
terpengaruh (induced invesment) adalah
penanaman modal sebagai akibat adanya kenaiakan dalam produksi, pendapatan,
penjualan atau keuntungan perusahaan.
Pada
pertengahn tahun 1950-an aliran Neo-Klasik mulai berkembang , yaitu suatu
analisis pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan-pandangan ahli
ekonomi klasik. Perintis teori neo0-klasik yaitu Solow, kemudian diikuti dan
dikembangkan oleh Edmund Philips, Harry Johson, dan J.E Meade, yang mempelajari
tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saaat ini yang
akan datang. Pembicaraan mengenai tingkat bunga akhirnya sampai pada masalah
akumulasi kapital. Pada bidang inilah kaum Neo-Klasik banyak menyumbangkan
pendapat terhadap teori perkembangan. Pendapat Neo-Klasik mengenai perkembangan
ekonomi dapat diikhitisarkan sbb:
·
Adanya
akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi
·
Perkembangan
ini merupakan proses yang gradual
·
Perkembangan
merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
·
Aliran
Neo-Klasik merasa optimis terhadap perkembangan
·
Adanya
aspek internasional dalam perkembangan tersebut
a.
Akumulasi kapital
Menurut
Neo-Klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat
tabungan. Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga juga menentukan
tingginya tingkat investasi. Tingkat bunga rendah, maka investadsi akan tinggi
dan sebaliknya. Mengenai pembentukan kapital yang dianggap penting untyuk
perkembangan, adalah sebagai berikut: misalnya kesempatan untuk investasi bertyambah – katakanlah karena ada kemajuan
teknologi. Tambahnya permintaan untuk investasi akan menyebabkan tingkat bunga
naik dan selanjutnya akan menaikkan jumlah tabungan. Dengan adanya kenaikan
investasi, harga barang-barang kapital juga akan naik. Selanjutnya karena
kenaikan tingkat bunga dan harga barang kapital, maka investasi selanjutnya
terbatas pada proyek-proyek yang dapat memberikan keuntungan besar. Bila proyek
tersebut sudah terlaksana maka permintaan terhadap investasi berkurang sehingga
tingkat bunga dan harga barang kapital turun kembali. Setelah itu maka proyek
yang kurang menguntungkan menjadi menguntungkan lagi dan seterusnya.
Kemajuan
teknologi juga merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan pendapatan
nasional. Yang dimaksud dengan perubahan teknologi menurut Neo-Klasik terutama
adalah penemuan baru yang mengurangkan penggunaan tenaga buruh atau relatif
lebih bersifat “penghematan buruh” (labor saving) daripada “penghematan
kapital” (capital saving). Jadi kemajuan teknik akan menciptakan permintaan
yang kuat akan barang kapital.
b.
Perkembangan sebagai proses yang gradual
Perkembangan
merupakan proses yang gradual dan terus menerus. Mengenai hal ini tikoh
Neo-Klasik Alfred Marshall menganggap bahwa perekonomian sebagai suatu
kehidupan organik yang tumbuh dan berkembang berlahan-lahan sebagai proses yang
gradual.
c.
Perkembangan sebagai proses yang harmonis dan
kumulatif
Maksudnya
adalah proses ini meliputi berbagai faktor itu tumbuh bersama-sama. Misalnya
bila ada teknik produksi baru yang akan menaikan produksi total atau akan
menaikan pendapatan total. Marsall menggambarkan harmonisnya perkembangan itu
karena adanya internal economics dan eksternak economecs. Internal economics
timbul karena adanya kenaikan skala produksi sebagai akibat adanya efisiensi
(hasil dari adanya mesin baru, spesilisasi, pasar yang lebih luas, dan
manajemen yang lebih baik). Sedangkan eksternal economics timbul sebagai akibat
adanya perkembangan industri yang saling ketergantungan dan komplementer dari
berbagai sektor produksi dalam perekonomian.
d.
Optimis terhadap perkembangan ekonomi
Neo-Klasik
meyakini bahwa ada kemampuan manusia untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan.
Kemajuan teknik dan dan perbaiakn dalam kualitas buruh cenderung kepada
pendapatan yang lebih banyak. Neo-Klasik beranggapan pula bahwa selalu ada
kemajuan pengetahuan teknik, secara gradual dan kontinyu. Disamping ini juga
akan ada perkembangan permintaan masyarakat. Hal ini akan menimbulakna
kemungkinan baru bagi buruh untuk adanya kenaikan upah. Bagi Neo-Klasik hal
yang penting bagi pertumbuhan ekonomi adalah kemauan untuk menabung.
e.
Aspek internasional perkembangan ekonomi
Dengan
adanya pasar yang luas, produk dapat dilaksanakan secara besar-besaran dan
spesialisasi bisa lebih mendalam dan produktivitas naik, penghasilan naik dan
seterusnya. Suatu negara pada umumnya dapat mengalami 5 tingkat perkembangan
ekonomi yaitu:
a. Mula-mula negara itu pinjam kapital atau
impor.
b. Kemudian negara peminjam itu setelah
dapat menghasilkan dengan kapital tersebut, membayar deviden atau bunga atas
pinjaman tersebut.
c. Setelah penghasilan nasional negara itu
meningkat terus, maka sebagian dari penghasilan itu dipergunakan untuk melunasi
hutang dan sebagian lagi dipinjamkan lagi kenegara lain yang membutuhkan.
d. Kemudian negara tersebut menerima
deviden dan bunga yang lebih besar dari pada yang dibayar, jadi ada surplus.
e. Akhirnya tersebut hanya melulu meneriam
deviden dan bunga saja dari negara lain. Negara itu sudah pada tingkat yang
kreditur yang sudah mapan.
Sumbangan
penting dari dari teori pertumbuhan neo-klasik bukan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam menentukan peranan sebenarnya
dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
3. Teori Keynes
Teori Keynes yang dipaparkan oleh John Mayard Keynes dalam bukunya
yang berjudul “The Gneral Theory of
Employement, Interest, and Money,” adalah merupakan penolakan total
terhadap teori-teori klasik yang telah berkembang sebelum Keynes. Kaum kalsik percaya bahwa perekonomian yang
dilandaskan pada kekuatan pasar akan selalu menuju keseimbangan (equlibrium). Dalam posisi keseimbangan,
kegiatan produksi secara otomotis akan menciptakan daya beli untuk membeli
barang – barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas
jasa atas faktor – faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa, dan
balas jasa dari faktor – faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor –
faktor tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang – barang yang
dihasilkan perusahaan. ini yang dimaksudkan Say bahwa penawaran akan selalu
berhasil menciptakan permintaannya sendiri.
Kaum klasik percaya bahwa dalam keseimbangan sumber daya, termasuk tenaga
kerja, akan digunakan secara penuh (full
employed). Dengan demikian, dibawah system yang didasarkan pada mekanisme
pasar tidak ada pengangguran. Pekerja terpaksa menerima upah rendah, daripada
tidak memeperoleh pendapatan sama sekali. Kesediaan untuk bekerja dengan
tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memeperkerjakan
mereka lebih banyak.
Dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan
memeproleh pekerjaan. Pengecualian berlaku bagi mereka yang pilih – pilih
pekerjaan, atau tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar.
Pekerja yang tidak bekerja karena kedua alasan diaytas, oleh kaum klasik menyebutnya
dengan pengangguran sukarela (voluntary
employment). Jadi, penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu tercipta dalam perekonomian.
Keynes berpendapat penggunaan tenaga
kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Perbedaaan
pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dengan para ahli ekonomi
klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua persoalan berikut
:
a. Faktor-faktor yang menentukan tingkat
tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam perekonomian.
b. Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat
upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha.
Selain itu, Keeynes Juga membantah Teori
Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan mencipatakan permintaannya sendiri”
diatas ditentang oleh Keynes sebab biasanya permintaan lebih kecil daripada
penawaran. Alasannya, sebagian dari pendapatan yang diterima masyarakat akan
ditabung dan tidaka semuanya dikonsumsi. Dengan demikian, permintaan efektif
biasanya lebih kecil dari total produksi. Karena konsumsi lebih kecil dari
pendapatan, tidak semua produksiakan diserap oleh masyarakat. Memang inilah
yang terjadi pada tahun 30 – an, saaat perusahaan berlomba – lomba berproduksi
tanpa kendali. Di pihak lain, daya beli masyarakat terbatas. Akibatnya banyak
stok menumpuk, sehingga perusahaan terpaksa mengurangi produksi dan sebagian bahkan
melakukan rasionalisasi yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah
pekerja.
Tindakan rasionalisasi dari perusahaan akan memaksa sebagian pekerja
menganggur. Orang yang menganggur jelas tiddak memperoleh pendapatan. Sebagai
konsekuensinya, pendapatan masyarakat turun. Turunnya pendapatan masyarakat
akan menyebabkan daya beli semakin rendah, sehingga barang – barang tidak laku
dan kegiatan produksi macet. Puncak dari kemerosotan ekonomi terjadi pada tahun
30-an hampir diseluruh negara – negara industri terjadi depresi.
Sejak terjadinya depresi besar – besaran tersebut orang curiga bahwa ada
yang salah dengan teori klasik dan neo klasik yang dianggap berlaku umum selama
ini. Menurut Keynes dalam pandangan klasiknya, produksi akan selalu menciptakan
permintaannya sendiri hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana. Ini
terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Pada tingkat perekonomian
seperti ini memamng permintaan ini semua pendapatan yang diterima pada suatu
periode biasanya langsung dikonsumsi tanpa ada yang ditabung. Dalam keadaan
deperti ini memang permintaan akan selalu sama dengan penawaran agregat. Akan
tetapi, dalam perekonomian yang lebih maju masyarakatnya sudah mengenal
tabungan, sebagian dari pendapatan akan mengalami kebocoran (leakage). Hal itu dapat diketahui
kebocoran dalam bentuk tabungan sehingga arus pengeluaran tidak lagi sama
dengan arus pendapatan. Dengan demikian, permintaan agregat akan lebih kecil
dari penawaran agregat.
Akan tetapi menurut pendapat klasik, kebocoran yang terjadi dalam
tabungn akan diinjeksikan kembali kedalam perekonomian melaui investasi,
sehingga keseimbangan kembali terwujud dalam perekonomian sehingga jumlah
tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi. Pendapat tersebut dibantah
oleh Keynes, alasannya karena motif orang untuk menabung tidak sam dengan motif
pengusah untuk menginvestasi. Pengusaha melakukan investasi didorong oleh
keinginan untuk mendapatkan laba yang sebesar – beasrnya. Sementara itu, sektor
rumah tangga melakukan kegiatan menabung didorong oleh berbagai motif yang
sangat berbeda. termasuk didalamnya adalah motif berjaga – jaga, misalnya untuk
menghadapi ketika sedang tertimpa musibah (sakit), dll. Perbedaan dalm motif
ini menyebabkan jumlah tabungan tidak akan pernah sama dengan jumlah investasi.
Kalaupun jumlahnya sama, menurut Keynes itu hanya suatu kebetulan.
Karena Keynes mengamati bahwa umunya investasi lebih kecil daripada
jumlah tabungan, ia menyimpulkan bahwa permintaan agregat juga lebih kecil dari
penawaran agregat. Kritikan Keynes terhadap system klasik yang mengtakan bahwa
keseimbangan perekonomian akan tercapai pada tingkat penggunaan kerja penuh.
Sebelumya sudah dijelaskan bahwa kaum klasik percaya bahwa dalam posisi
keseimbangan semua sumber daya, termasuk didalamnya sumber daya tenaga kerja
atau labor, akan dimanfaatkan secara penuh dan seandainya terjadi pengangguran
pemerintah tidak melakukan tindakan / kebijaksanaan apapun.
Sesuai dengan pandangan laissez
faire, maka biarkan saja keadaan demikian sebab masayarakat dapat mengatur
urusan perekonomiannya sendiri secara alamiah tanpa campur tangan pemerintah
didalamnya. orang – orang yang tidak bekerja tersebut akan bersedia bekerja
dengan tingkat upah yang lebih rendah. Hal ini mendorong pengusaha untuk
mempekerjakan labor lebih banyak, hingga akhirnya semua yang mau bekerja akan
memperoleh pekerjaan.
Pandangan klasik diatas tidak diterima Keynes. Menurut pandangan Keynes,
dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan klasik tersebut.
Dimana pun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha
memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari sisni Keynes
mengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada pengandaian – pengandaian
yang keliru dengan kenyataan hidup sehari – hari.
Kalaupun tingkat upah bisa diturunkan, tingkat pendaptan masyarakat
tentuna pasti akan turun. Turunnya pendapatan sebagaian anggota masyarakat akan
menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan
konsumsi secara keseluruhan berkurang.
Selain itu, dari hasil pengamatannya tentang kejadian depresi ekonomi
pada awal 30-an, Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan
begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga btas tertentu pemerintah justru
diperlukan. Misalnya, kalu terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar
pengeluarannya untuk proyek – proyek padat karya. Dengan demikian, sebagian
tenaga kerja yang mengaggur bisabekerja, yang akhirnya akan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Kalau harga – harga naik cepat, pemerintah bisa menarik
jumlah uang yang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Inflasi
yang tak terkendalipun tidak sampai terjadi. Dalam situasi terjadi gerak
gelombang kegiatan ekonomi, pemerintah dapat menjalankan kebijakansanaan
pengelolaan pengeluaran dan pengendalian “permintaan efektif” agregat.
Menurut Keynes, tabungan adalah bentuk pengeluaran yang tak dapat
dikendalikan. Ia hanya efektif juka tabungan diinvestasikan oleh dunia usaha,
sebab tabungan yang ditimbun, disimpan dibank adalah buruk bagi perekonomian. Keynes
mendeffinisikan permintaan efektif sebagai output agregat (Y)., yang merupakan
penjumlahan dari konsumsi (C) dan Investasi (I).
Y = C + I
Y atau “permintaan efektif” agregat sebagai produk domestic kotor (GDP).
GDP didefinisikan sebagai nilai dari output final dari barang dan jasa selama
setahun. Dan Keynes pun secara efektif mendemonstrasikan bahwa jika tabungan
tabungan tidak diivestasikan oleh bisnis, GDP tidak mencapai titik
potensialnya; resesi dan depresi mengindikasikan kurangnya permintaan efektif
Pada masa resesi tidak banyak pilihan untuk menaikkan Y. Pada masa
penurunan, komunitas bisnis takut membahayakan capital pada I. Demikian pula
konsumen yang tidak mau menaiikan konsmsi karena pendapatan mereka tak menentu.
Akan tetapi ada satu jalan keluar yang ditulis Keynes yakni pemerintah harus
melakukan pengeluaran. Keynes menmbahkan G
pada persamaan pendapatan nasional, sehingga:
Y = C + I +
G
Hal itu dikarenakan, Keynes memandang pemerintah sebagai agen independen
yang mampu menstimulasi perekonomian melalui kerja public. Kebijakan pemerintah
yang ekspasioner dapat menaikkan permintaan efektif jika sumber daya dipakai
tanpa merugikan konsumsi atau investasi. Dalam kenyataannya, selama resesi,
kenaikkan dalam G akan mendorong C dan I sehingga akan menaikkan Y.
Dari berbagai kebijaksanaan yang dapat diambil, Keynes lebih sering
mengandalkan kebijaksanaan fiscal. Dengan kebijaksanaan fiscal pemerintah bisa
mempengaruhi jalannya perekonomian. Langkah – langkah itu dilakukan dengan
menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek – proyek yang
mampu menyerap tenaga kerja. Kebijaksanaan ini sangat ampuh dalm meningkatkan
output, dan memberantas pengangguran terutama pada saat situasi sumber – sumber
daya belum dimanfaatkan secara penuh.
Akan tetapi, analisis Keynes merupakan suatu
analisis jangka pendek. Ini berarti analisnya memisalkan bahwa jumlah
maupun kemampuan dari faktor-faktor produksi tidak mengalami pertambahan.
Oleh sebab itu apabila kegiatan ekonomi bertambah tinggi dan lebih banyak faktor-faktor
produksi digunakan, pengangguran tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lainnya akan berkurang. Dengan demikian tingkat pengguna tenaga kerja
dalam perekonomian tergantung kepada sampai dimana besarnya permintaan efektif
yang tercipta dalam perekonomian. Makin besar permintaan efektif, makin
kecil jurang diantara tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai dengan tingkat
kegiatan ekonomi pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Sebagai
akibatnya tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah.
2.2 STUDI
KASUS
Kualitas sumberdaya manusia (SDM) menjadi syarat
mutlak untuk melaksanakan pembangunan dimasa datang. Setiap manusia dituntut
kompetensi individunya untuk berinovasi guna memacu pembangunan ekonomi
disegala bidang. Kualitas SDM itu ditingkatkan melalui jalur pendidikan formal
dan nonformal. Meningkatkan kualitas SDM merupakan investasi manusia jangka
panjang, karena setiap orang menempuh jalur pendidikan tidak secara otaomatis
menjadikan dirinya berkualitas. Masih diperlukan proses dalam dunia kerjanya
menuju ke jenjang yang lebih ahli atau berkualitas.
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan
pembangunan tidak lagi diukur dari segi ekonomi tapi sejauh mana pembangunan
itu bisa meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM). Dalam pembangunan
berkelanjutan dewasa ini tidak hanya ditunjang oleh pembangunan ekonomi tetapi
juga oleh pembangunan SDM. Karena itu investasi pada aspek manusia sebagai
modal dasar pembangunan sangat didahulukan.
Kristiadi (1994) mengemukakan, peningkatan kualitas
SDM juga merupakan tuntutan yang tumbuh sebagai akibat perkembangan pembangunan
yang makin cepat dan komplek. Perkembangan ekonomi, industrialisasi, arus informasi,
dan perkembangan iptek yang pesat makin membuat kualitas SDM sangat dibutuhkan.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan pembangunanSDM melalui empat jalur
kebijaksanaan yaitu: 1) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi kualitas
manusia seperti jasmani, rohani maupun kualitas kehidupan; 2) Peningkatan
kualitas SDM yang produktif dan upaya penyebarannya; 3) Peningkatan SDM yang
berkembang dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan penguasaan iptek; dan 4)
Pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat yang mendukung
peningkatan kualitas SDM.
Pada saat ini, SDM Indonesia sebagai salah satu
sumberdaya pembangunan masih merupakan potensi. Pertumbuhan SDM yang cepat,
tetapi dengan kualitas yang masih rendah, sehingga belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal sebagai sumberdaya pembangunan.
SDM merupakan salah satu faktor dinamika dalam
perkembangan ekonomi jangka panjang, bersama dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sumberdaya alam (SDA), dan kapasitas produksi yang terpasang dalam
masyarakat yang bersangkutan. Namun diantaranya perananm SDM mengambil tempat
yang sentral khususnya dalam pembangunan ekonomi negara-negara berkembang
dimana kesejakteraan manusia dijadikan tujuan pokok dalam ekonomi masyarakat.
Oleh sebab itu SDM sangat dipengaruhi oleh peningkatan mutu pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
Pendidikan dan Pelatihan
Telaahan mengenai peran pendidikan dalam pembangunan
biasanya berpangkal pada saran pendapat bahwa pendidikan merupakan prasarat
untuk meningkatkan martabat manusia. Melalui pendidikan warga masyarakat
mendapat kesempatan untuk membina kemampuannya dalam mengatur kehidupannya
secara wajar. Perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan berarti membuka
kesempatan ekonomi untuk mengupayakan perbaikan dan kemajuan dalam kehidupan
masyarakat. Satu sama lain akan mendukung terlaksananya pemerataan pendapatan
masyarakat.
Selama dasawarsa yang lampau sudah banyak yang
dilakukan oleh pemerintah negara berkembang dibidang pendidikan formal.
Kesempatan untuk pendidikan sudah diperluas, namun hal itu dalam arti
kuantitatif. Jalur pendidikan formal yang semakin meluas belum juga menunjukkan
hasil yang diharapkan. Kalau diukur dengan serangkaian masalah yang harus
ditanggulangi secara lebih mendasar, pengangguran (terbuka maupun terselubung)
yang masih cenderung meningkat dengan bertambahnya angkatan kerja yang
keterampilannya masih terbatas. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
mendesak ke arah penambahan tempat belajar. Dalam suatu tahap, hal itu memang
dilakukan akan tetapi semata-mata secara kuantitatif dan tidak disertai oleh
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
Pembinaan mutu SDM dalam rangka pembangunan ekonomi
harus diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan dan meluaskan keterampilan
teknis, keahlian profesional, dan kecerdasan akademis (technical skill,
professional expertise and academic qualitie) dalam kehidupan masyarakat
secara menyeluruh.
Ditinjau dari sudut penerimaan pendapatan, maka beda
antara pendapatan yang diterima oleh seorang keluaran pendidikan tinggi dengan
pendapatan seorang tenaga kerja yang hanya mendapatkan pendidikan dasar, tidak
begitu besar. Padahal biaya pendidikan tinggi per pelajar adalah 88 kali lebih
besar dibandingkan dengan biaya per anak sekolah di tingkat pendidikan dasar.
Ketimpangan nisbi pada penerimaan pendapatan dibandingkan dengan tingkat biaya
untuk pendidikan tinggi bagaimanapun juga mencerminkan ketimpangan pada tingkat
produktivitas dalam ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Artinya, dari sudut
kepentingan masyarakat secara menyeluruh kenaikan produktivitas seorang
keluaran pendidikan tinggi (diukur dengan pendapatan yang diterimanya) secara
nisbi tidak memadai dengan biaya investasi dalam pendidikan.
Disuatu pihak tuntutan zaman mengharuskan agar mutu
pendidikan ditingkatkan dan kalau perlu dengan membatasi perluasannya secara
kuantitatif. Di pihak lain, akan dihadapi secara terus menerus desakan
masyarakat agar disediakan kesempatan pendidikan yang semakin meluas dengan
fasilitasnya yang semakin banyak, kendatipun dengan mengabaikan segi mutunya.
Kunci kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan pada umumnya adalah memperbaiki mutu tenaga pengajar dan membina
motivasi golongan pengajar. Dikebanyakan negara berkembang tenaga pengajar di
sekolah dasar mendapat pendidikan di sekolah lanjutan atas ataupun dengan
pelatihan melalui kursus-kursus.
Kelemahan pokok dalam sistem pendidikan di negara
berkembang termasuk Indonesia terletak pada sistem dan struktur pendidikan umum
di tingkat menengah dan lansung berkaitan dengan pendidikan guru yang
diperlukan. Hal ini disebabkan oleh kompartmentasi karena terlalu dini diadakan
pemisahan diantara berbagai rupa jurusan, di samping itu banyaknya mata
pelajaran/kuliah yang tumpang tindih.
Kesehatan Rakyat dan Pembangunan
Tekanan penduduk yang semakin bertambah mengandung
akibat bahwa persyaratan minimal mengenai mutu gizi dalam makanan tidak
memadai. Begitu pula mengenai fasilitas medis dan pelayan kesehatan umum.
Dampak negatif dari pertambahan penduduk yang sangat tidak terkendali sangat
luas dan mendalam. Di keluarga yang tidak melakukan program keluarga berencana
dan mempunyai banyak anak, maka anak-anak yang lebih muda sering kali
dihinggapi penyakit malnutrition. Walaupun keluarga menjadi semakin
lebih besar, hal itu sering tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan yang
sepadan. Penyediaan pangan maupun perhatian kesehatan terhadap anak-anak yang
lebih kecil secara nisbi menjadi berkurang.
Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab bagi
gangguan kesehatan dan kematian yang prematur. Sering tidak terpenuhi kebutuhan
kalori sehari-hari yang diperlukan secara minimal untuk menjaga kesehatan.
Persyaratan minimal mengenai kebutuhan kalori, protein, vitamin dan unsur-unsur
mineral dalam makanan harus amat diperhatikan dari sudut mutu SDM dalam proses
pembangunan. Hal itu sama lain mempengaruhi pertumbuhan fisiknya maupun
kemampuan nalarnya dan perkembangan mentalnya.
Dari beberapa masalah dan target untuk meningkatkan
SDM kita tidak terlepas dari faktor ekonomi terutama masalah investasi yang
sangat besar untuk meningkatkan kualitas SDM supaya target pembangunan di masa
datang dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan
kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari kebutuhan makanan yang menyangkut
dengan perbaikan gizi, sampai kepada penyempurnaan pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang tentu membutuhkan investasi yang
sangat besar sekali terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana.
Untuk perbaikan gizi pemerintah Indonesia telah
memulai sejak PJP I yaitu diterapkannya pemakaian Air Susu Ibu (ASI),
penyediaan posyandu dengan tenaga medis dan bermacam imunisasi untuk ibu hamil
dan anak balita, perbaikan gizi, semuanya ini untuk meningkatkan kualitas
manusia masa depan dan menperpanjang harapan hidup anak Indonesia. Sehingga
pada PJP II diharapkan anak Indonesia mampu menjadi manusia yang berkualitas
yang dapat menyokong roda pembangunan di masa akan datang.
OLEH : Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP ( Peneliti dan
Pengamat Ekonomi Pedesaan, Lembaga Penelitian Universitas Riau )
ANALISIS KASUS
Dalam
bukunya “An Inquiry Into The Nature And Cause Of The Wealth Of The Nation” Adam smith
mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperluas pasar dan perluasan ini akan mendorong tingkat
spesialisasi. Dengan spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi
atau mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi dalam proses
produksi akan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat mendorong
ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat mempercepat dan
meningkatkan produksi.
Dari
pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kasus diatas yang mengemukakan
pentingnya peran SDM dalam sebuah pembangunan ekonomi sesuai dengan teori yang
telah dikemukakan oleh adam smith yaitu adanya pertumbuhan penduduk yang
nantinya akan dapat memperluas pasar dan menyebabkan adanya spesialisasi dan
disinilah ketrampilan tenaga kerja perlu adanya peningkatan, dan seiring dengan
meningkatnya keterampilan tenaga kerja maka akan dapat ditemukan alat alat atau
mesin baru sehingga dengan begitu maka akan dapat mempercepat dan meningkatkan
produksi, ketika produksi suatu negara meningkat yang di barengi dengan
mengingkatnya jumlah penduduk akan dapat meningkatkan permintaan sehingga
pembangunan ekonomi suatu negara dapat tercipta.
Dari
sini dapat terlihat bahwa yang dimaksud oleh adam smitsh juga seperti pada
kasus diatas yaitu pertumbuhan penduduk tidak hanya pendududk yang bertambah
akan tetapi juga perlu adanya peningkatan keterampilan dari penduduk atau
karyawan itu sendiri, sehingga dapat menciptakan sebuah pembangunan ekonomi.
Sedangkan dari kasus diatas Pada saat ini, SDM Indonesia sebagai
salah satu sumber daya
pembangunan masih merupakan potensi. Pertumbuhan SDM yang cepat, tetapi dengan
kualitas yang masih rendah, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal
sebagai sumberdaya pembangunan.
Selain itu, kita dapat mengetahui bahwa intervensi dari sebuah
pemerintahan sangat diperlukan, dan itu sangat sesuai dengan Keynes yang
mengatakan bahwa mengatasi
depresi dan kualitas SDM (pengangguran) diperlukan modal dari pengusaha dan
untuk akumulasinya diperlukan campur tangan dari pemerintah. Dengan adanya hal
tersebut, kita dapat mengetahui seberapa pentingnya peran pemerintah untuk
menjadi penengah antara pengusaha dengan rakyat biasa.
Jika kita melihat kasus diatas, bahwa SDM sangat dipengaruhi oleh peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan
kesehatan. Untuk perbaikan mutu tersebut, sudah pasti
membutuhkan dana yang tidak sedikit. pemerintah berperan secara aktif dalam pembinaan
mutu SDM dalam rangka pembangunan ekonomi harus diartikan sebagai usaha untuk
meningkatkan dan meluaskan keterampilan teknis, keahlian profesional, dan
kecerdasan akademis (technical skill, professional expertise and academic
qualitie) dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh melalui pelatihan, pendidikan wajar ataupun kursus – kursus yang memnuhi
standar SDM yang berkualitas. Hal ini
sesuai dengan teori neo klasik yang mengatakan bahwa
pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif,
yaitu golongan masyarakat secara keseluruhan. Pembangunan ekonomi baru tercipta
apabila penemuan baru yang terjadi digunakan oleh para pengusaha untuk
menciptakan pembaharuan.
Neo-Klasik
meyakini bahwa ada kemampuan manusia untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan.
Kemajuan teknik dan dan perbaiakn dalam kualitas buruh cenderung kepada
pendapatan yang lebih banyak. Neo-Klasik beranggapan pula bahwa selalu ada
kemajuan pengetahuan teknik, secara gradual dan kontinyu. Disamping ini juga
akan ada perkembangan permintaan masyarakat. Hal ini akan menimbulakna
kemungkinan baru bagi buruh untuk adanya kenaikan upah. Bagi Neo-Klasik hal
yang penting bagi pertumbuhan ekonomi adalah kemauan untuk menabung.
Dengan
diimbangi adanya pasar yang luas,
produk dapat dilaksanakan secara besar-besaran dan spesialisasi bisa lebih
mendalam dan produktivitas naik, penghasilan naik dan seterusnya. Untuk meningktakan SDM tidak terlepas dari faktor ekonomi
terutama masalah investasi yang sangat besar supaya target pembangunan di masa
datang dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan
kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari kebutuhan makanan yang menyangkut
dengan perbaikan gizi, sampai kepada penyempurnaan pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang tentu membutuhkan investasi yang
sangat besar sekali terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, pemerintah di Indonesia bukan hanya menggalakkan
pembayaran pajak bagi pengusaha tetapi juga mengharapkan agar para pengusaha
bisa berinvestasi dalam dunia pendidikan di Indonesia sebab dengan investasi
tersebut, dapat mendorong pembangunan ekonomi yang sesuai dengan apa yang
diharapakan.
Selain itu, penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam
meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total. Tanah, tenaga kerja, modal fisik bisa saja mengalami
diminishing
return, namun ilmu pengetahuan tidak.
Selain itu, pemerintah juga mengatur program CSR bagi perusahaan –
perusahaan besar untuk selalu peduli dalam lingkungan baik itu dalam aspek
pendiikan ataupun kesehatan. Setiap perusahaan diwajibkan untuk selalu peka
atau peduli terhadap lingkungan baik itu melalui program beasiswa ataupun
pengobatan gratis. Perbaikan gizi juga
dilakukan pemerintah Indonesia untuk diharapkan agar anak Indonesia mampu menjadi manusia yang berkualitas
yang dapat menyokong roda pembangunan di masa akan datang.
Dari masalah
tersebut mungkin yang diperlukan saat ini adalah perlunya mengembangkan
kualitas SDM yang ada di Indonesia, sehingga dapat tercapai pertumbuhan
penduduk dengan kualitas yang memadai. Yang nantinya akan dapat menciptakan
pembangunan ekonomi di Indonesia. Sebenarnya pemerintah di Indonesia sudah
berusaha dalah]m hal ini seperti mendirikan BLK dan mencanangkan wajib belajar
9 tahun juga program KB ataupun program kesehatan
yang lain, akan tetapi seperti yang kita lihat pada
kenyataannya ternyata hal ini masih belum cukup bisa mengatasi permasalahan
ini. Mungkin hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat dalam
pentingnya mengikuti atau ikut serta dalam program pemerintgah ini sehingga
dapat tercipta tujuan yang diinginkan. Sehingga dari sini dapat disimpulkan
bahwa pemerintah harus benar-benar serius dan mencoba meyakinkan masyarakat
akan pentingnya mengikuti program tersebut sehingga pembangunan ekonomi di
Indonesia dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adam smith adalah ahli ekonomi klasik
yang pertama kali mengemukakan mengenai pentingnya kebijaksanaan lisezfaire
atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan tingkat perkembangan ekonomi suatru
masyarakat.
Dalam bukunya “An Inquiry Into The
Nature And Cause Of The Wealth Of The
Nation” mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan ini akan mendorong
tingkat spesialisasi. Dengan spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan
ekonomi atau mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi dalam
proses produksi akan dapat meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dapat
mendorong ditemukannya alat-alat atau mesin-mesin baru dan akhirnya dapat
mempercepat dan meningkatkan produksi.
Hal ini sangat
bertentangan oleh Keynes, karena menurut Keynes untuk mengatasi depresi dan pengangguran
diperlukan modal dari pengusaha dan untuk akumulasinya diperlukan campur tangan
dari pemerintah. Karena mnurut Keynes “permintaan efektif” agregat yang dapat
diterapakan pada masa kelangkaan lapangan kerja dan sumber daya.
Dan oleh teori neo klasik diperbarui yakni
oleh ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal, yaitu Yoseph
Scuhumpeter, dalam bukunya “The Theory Of
Economics Development” menekankan tentang peranan pengusaha dalam
pembangunan. Menurutnya pembangunan diciptakan oleh inisiatif golongan
pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat secara keseluruhan.
Pembangunan ekonomi baru tercipta apabila penemuan baru yang terjadi digunakan
oleh para pengusaha untuk menciptakan pembaharuan. Jadi, pada teori ini dapat disimpulkan bahwa perbaikan kualitas SDM
itu lebih penting dari pembangunan yang hanya berorientasi pada capital. Dan
perlu diketahui bahwa sumbangan penting dari dari teori
pertumbuhan neo-klasik bukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, tetapi dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar